Mohon tunggu...
Wahyu Hidayati
Wahyu Hidayati Mohon Tunggu... Dosen - w_ayu_hidayati

Dosen Fakultas Farmasi Dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA). Alumni Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman (Sarjana) Dan alumni Program Magister Ilmu Biomedik, FKUI. Saat ini sedang menempuh studi Program Doktor Ilmu Biomedik, FKUI.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Kayu Putih dan Daun Sirih untuk Pembuatan Sabun Herbal di Masa Pandemi COVID-19

14 Februari 2021   15:20 Diperbarui: 14 Februari 2021   15:28 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Ditulis oleh Wahyu Hidayati, S. Si., M. Biomed.

Tidak terasa hampir setahun masyarakat indonesia, khususnya yang berdomisili di area JABODETABEK, merasakan dampak pandemi. Yang paling dirasakan adalah adanya pembatasan sosial yang diberlakukan oleh perintah setempat yang menyebabkan berbagai aktivitas sangat dibatasi. Oleh karena itu, pembuatan sabun herbal sangat potensial dikembangkan agar setiap rumah tangga dapat membuat sabun herbal dengan menggunakan herbal yang memiliki khasiat antivirus, seperti daun sirih dan kayu putih.


Pembatasan sosial yang diberlakukan di berbagai daerah terutama jabodetabek memiliki dampak yang sangat besar khususnya dampak ekonomi dan mobilitas warga. Banyak pekerja yang mengalami pemutusan kontrak kerja dan ada pula warga yang mengalami penurunan omset penjualan sebagai bentuk dampak pandemi COVID-19. Meskipun semua pihak menyadari bahwa pemberlakuan pembatasan sosial tersebut sangat penting untuk menjaga penyebaran infeksi, namun dampak yang ditimbulkan juga tidak dapat dipungkiri.

Suatu usaha untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di masa pandemi ini. Oleh karena itu, tim pengabdian Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka melakukan kegiatan pelatihan pembuatan sabun herbal. "Banyak masyarakat yang merasakan adanya penurunan ekonomi selama masa pandemi ini sehingga kami merasa jika suatu pelatihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sangat dibutuhkan saat ini. Inilah yang menjadi alasan kami untuk memberikan pelatihan pembuatan sabun herbal kepada masyarakat khususnya di kalangan warga muhammadiyah" ungkap Dra. Fitriani, M. Si. selaku ketua tim pengabdian saat ditanyakan alasan dilakukannya kegiatan tersebut.


Pada pelatihan tersebut, peserta pelatihan diberikan keterampilan pembuatan sabun herbal dengan menggunakan minyak goreng dan soda api sebagai bahan dasar sabun. Selain itu, minyak kayu putih dan rebusan daun sirih juga digunakan agar sabun yang dibuat memiliki efek meningkatkan kesehatan tubuh di masa pandemi. "Minyak kayu putih telah diketahui memiliki beberapa senyawa yang dapat berinteraksi dengan virus penyebab COVID-19 meskipun penelitian yang dilakukan masih berupa penelitian berbasis komputasi. Selain itu, daun sirih sudah diketahui oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman obat" ujar Fitri Yuniarti, M. Si. saat menjelaskan tentang manfaat daun sirih dan minyak kayu putih dalam pembuatan sabun herbal.

Salah seorang peserta yang enggan menyebutkan namanya menyatakan bahwa pelatihan yang diberikan sangat bermanfaat karena nantinya ia dapat membuat sabun sendiri dikarenakan bahan dan yang digunakan sangat mudah dijumpai dan telah dimilikinya. Sabun herbal dengan daun sirih dan minyak kayu putih ini hanya dibuat dengan menggunakan minyak goreng, soda api, minyak kayu putih kemasan, dan air rebusan daun sirih. "Untuk pembuatan sabun herbal ini hanya diperlukan 10 sampai 20 tetes minyak kayu putih yang biasa kita gunakan untuk menghangatkan tubuh. Selain itu, air rebusan daun sirih pun hanya sedikit yang digunakan" ungkap ketua tim saat pelatihan.

Selain kemudahan mendapatkan bahan bahan utama, alat alat yang digunakan juga sangat sederhana yaitu blender dan cetakan agar. Penggunaan cetakan sangat mempengaruhi bentuk sabun yang dibuat. Pada pelatihan digunakan cetakan agar dengan berbagai macam motif sehingga sabun yang dihasilkan memiliki motif yang beragam.

Selain penggunaan cetakan, pemberian warna juga dapat memberikan hasil akhir yang menarik. "Jika kita memberikan warna pada sabun yang kita buat, maka sabun yang dihasilkan akan memiliki warna yang menarik. Namun pelatihan kali ini, kami hanya memberikan dasar pembuatan sabun herbal sehingga warna yang dimiliki adalah putih gading" ucap Dra. Fitriani M. Si. saat pelatihan berlangsung.

Pelatihan kali ini hanya dihadiri 14 orang warga Muhammadiyah yang tergabung dalam wali murid TK Aisiyah Serpong, Tangerang Selatan. "Kami hanya mengundang beberapa wali murid saja dikarenakan masih diberlakukannya pembatasan sosial di wilayah tangerang selatan" ujar pihak penyelenggara. Meskipun peserta yang hadir hanya sedikit namun mereka mendapatkan penjelasan yang sangat rinci mengenai bagaimana membuat sabun herbal yang memiliki manfaat kesehatan di masa pandemi ini.

Kegiatan ini diharapkan dapat merangsang jiwa kewirausahaan para peserta pelatihan sehingga para peserta dapat meningkatkan penghasilan mereka yang terdampak akibat pandemi COVID-19. Selain manfaat sehat yang akan diperoleh setelah menggunakan sabun herbal kayu putih dan daun sirih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun