Mohon tunggu...
Ayodya Asa
Ayodya Asa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Menyukai hal-hal yang menegangkan, terutama film horror

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semicolon, Bukan Sekadar Tanda Baca Biasa

12 Juni 2022   21:09 Diperbarui: 13 Juni 2022   00:39 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu, warga net dihebohkan dengan tanda baca semicolon atau yang biasa kita lihat dengan tanda baca titik koma (;). Tanda baca ini mempunyai arti berkelanjutan yang digunakan untuk tidak mengakhiri sebuah kalimat. Namun, ternyata tanda baca ini memiliki arti yang berbeda bagi beberapa orang, semiclon merupakan tanda mewakili penyakit mental atau dapat juga dijadikan sebagai interpretasi dari mental health awarness.

Saat ini banyak orang sekitar kita yang mengalami masalah dalam kesehatan mentalnya, hal ini dapat disebabkan karena ada beberapa faktor, seperti banyaknya penekanan yang terjadi dalam kehidupan dan bisa terjadi karena banyaknya harapan yang diinginkan, tetapi tidak dapat terlaksana sesuai dengan harapan, trauma yang dimiliki saat masa kecil. 

Banyak yang tidak tahu untuk meluapkan keresahannya dengan cara yang seperti apa agar beban yang dialami sedikit berkurang, sehingga akhirnya melakukan bunuh diri dan harmself untuk mengakhiri permasalahan dengan instan. 

Dari banyaknya kejadian bunuh diri yang terjadi, menjadikan tanda semicolon sebagai tanda untuk bisa mengendalikan dirinya untuk mempertimbangkan hidup mereka, agar tetap bertahan dan berlanjut dalam kehidupan.

Amy Bleuel, merupakan orang pertama yang mengkaitkan semicolon dengan mental health, hal itu Amy lakukan saat dirinya kehilangan seorang Ayah karena bunuh diri. Amy merasa depresi saat ditinggalkan oleh ayahnya. Setelah Amy menggunakan tatto semicolon menjadi sebuah tatto yang bermakna, 

menjadikan banyak orang yang merasa depresi dan mempunyai gangguan kesehatan mental menggunakan tatto atau tanda ini untuk mempresentasikan dirinya dengan berani menggunggah semicolon dalam media sosial.

Kesehatan mental sudah dapat dianggap remeh lagi dengan alasan "lemah" . Tidak semua orang mempunyai masa lalu dan mengalami kejadian yang sama, sehingga kita tidak tahu seberapa berat penekan yang terjadi dalam hidupnya. 

Hal ini dapat menjadikan seseorang untuk mengakhiri hidupnya, maka kita harus peduli dengan orang terdekat kita. Kenali dan pahami jika seseorang mengunggah tanda semicolon, maka dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun