kesehatan. baik fisik maupun mental. karna kesehatan sejatinya mencangkup kondisi fisik, mental maupun sosial yang seimbang dan bukan hanya sekedar ketiadaan suatu penyakit. Menurut Merriam Webster, seorang ahli kesehatan, kesehatan mental adalah kondisi emosional dan psikologis yang sehat, di mana seseorang mamp menggunakan kemampuan kognitif dan emosinya, berperan aktif dalam komunitas, serta memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
Kualitas hidup seseorang sangat dipengaruhi olehKesehatan mental yang baik memungkinkan seseorang untuk menjalani berbagai aspek kehidupannya dengan lebih optimal. Kondisi mental yang sehat sangat terkait dengan kesehatan fisik yang baik. Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara kesehatan fisik dan mental. Individu yang mengalami gangguan fisik seringkali juga menghadapi masalah psikologis atau gangguan mental. Sebaliknya, orang yang mengalami gangguan mental cenderung menunjukkan penurunan fungsi fisik.
Masa remaja merupakan salah satu dari masa yang dilalui setiap individu dalam perkembangannya. Perkembangan remaja merupakan periode perkembangan individu di mana kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik tercapai serta pola transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa (Fitri, E., Zola, N., & Ifdil, I., 2018). Masa remaja merupakan masa dimana anak menghadapi peristiwa stres dalam kehidupan sehari-harinya. Masalah-masalah ini membuat generasi muda lebih rentan terhadap penyakit mental seperti stres, ketakutan dan kegelisahan. (Julianto.V & Subandi. S, 2015). ini menjadi beberapa contoh dari faktor terganggunya kesehatan mental seorang remaja.
Sebagai seorang remaja sebaiknya kita menghabiskan waktu di lingkungan sosial lebih banyak, seperti bermain, jalan-jalan dan berbincang baik dengan teman- teman maupun keluarga, dibandingkan sendiri dan menutup diri. Keluarga sering dianggap sebagai "fondasi awal" dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan sosial individu, karena keluarga adalah lingkungan pertama tempat seseorang lahir dan menjadi wadah awal bagi anak untuk berinteraksi serta belajar membentuk kepribadian (Wahidin, 2017). Keluarga dapat memberikan dukungan melalui pengakuan dan penerimaan terhadap identitas serta impian remaja, menciptakan suasana yang mendorong remaja merasa dihargai dalam proses menemukan jati dirinya. Dalam hal ini, keluarga tidak hanya bertindak sebagai penanam nilai-nilai moral, tetapi juga sebagai ruang yang memfasilitasi pengembangan potensi remaja secara maksimal.
Lingkungan teman sering juga dipandang sebagai elemen penting dalam proses pembentukan identitas dan kesejahteraan sosial seseorang, terutama pada masa remaja saat individu tengah mengeksplorasi jati diri dan memperluas jaringan sosial. Interaksi dengan teman sebaya memiliki pengaruh signifikan terhadap pola perilaku, sistem nilai, serta preferensi individu (Sumia Sandayanti & Detty, 2020). Karena terkadang remaja lebih nyaman untuk bertukar pikiran dan perasaannya kepada teman terdekat. Hubungan pertemanan yang positif seperti adanya motivasi juga menjadi penguatan kestabilan kesehatan mental seorang remaja.
Pengaruh lingkungan sosial pada perkembangan kesehatan mental dapat
tercermin dari beberapa aspek kehidupan. pertama, aspek kognitif dimana nilai dan
norma yang ada dalam lingkungan sosial dapat mempengaruhi cara remaja melihat
dunia dan mengambil keputusan. Kedua, ada aspek emosional yang tercermin melalui kualitas hubungan interpersonal. Dukungan sosial dari keluarga maupun teman menumbuhkan rasa perlindungan berharga yang membantu seorang remaja dalam menghadapi berbagai tantangan atau faktor terjadinya gangguan kesehatan mental
DAFTAR PUSTAKA
Azari, N. F., Fadilla, N., Amelia, S. R., Nurfianti, N. S., Aurelia, R., Dahut, A. G. L., & Permata, N. M. (2023). Dukungan Sosial Sebagai Determinan Kesehatan Mental pada Remaja dengan Keluarga Broken HOme. Journal of Communication and Social Sciences, 1(1), 25-36.
Putri, A. W., Wibhawa, B., & Gutama, A. S. (2015). Kesehatan mental masyarakat Indonesia (pengetahuan, dan keterbukaan masyarakat terhadap gangguan kesehata mental). Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 252-258.
Bintang, A. Z., & Mandagi, A. M. (2021). Kejadian depresi pada remaja menurut dukungan sosial di kabupaten Jember. Journal of Community Mental Health and Public Policy, 3(2), 92-101.
Bulan, Y. E., Zahra., & Nisa, I. K. (2022). Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Perkrmbangan Mental Remaja. Jurnal Bimbingan Konselinh Islam, 3(2), 99-115.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H