Mohon tunggu...
Ayunda Pratiwi
Ayunda Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Sunan Ampel Surabaya

suka memasak, membaca dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menggagas Perencanaa Strategis di Pesantren untuk Menyongsong Bonus Demografi 2045

22 Oktober 2024   10:41 Diperbarui: 22 Oktober 2024   10:55 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Indonesia diproyeksikan akan mengalami puncak bonus demografi pada tahun 2045, yang bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan. Bonus demografi, di mana jumlah penduduk produktif lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tidak produktif, memberikan peluang yang cukup besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Namun, untuk memanfaatkan bonus tersebut, kualitas sumber daya manusia (SDM) harus ditingkatkan agar mampu bersaing di era globalisasi dan revolusi industri abad ke empat. Dalam konteks ini, pesantren memiliki pendekatan strategis yang dapat menjadi katalisator perubahan. Pesantren bukan hanya sekedar lembaga yang mengedepankan pendidikan agama, tetapi juga tempat pengembangan karakter, pendidikan, dan kepemimpinan yang penting untuk mendidik generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, menganalisis perencanaan strategis pesantren merupakan langkah penting dalam menentukan bonus 2045.

Pesantren merupakan salah satu institusi pendidikan tertua di Indonesia, dan selalu memainkan peran penting dalam membina moral dan karakter masyarakat. Di tengah perkembangan zaman, pesantren tidak hanya dikhususkan untuk mengajarkan pendidikan agama, tetapi juga mengajarkan SDM yang memiliki keterampilan teknis dan soft skill yang relevan dengan perkembangan zaman. Poin utama yang dibahas pesantren adalah bagaimana memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menjadi lebih kompeten di lingkungan kerja yang lebih dinamis.

Keunggulan pesantren terletak pada pendidikan berkualitas tinggi yang dipadukan dengan pendidikan spiritual dan sosial. Nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan kepemimpinan, sangat penting untuk mencetak generasi yang tidak hanya berakhlak mulia, tetapi juga cerdas. Pesantren dapat mempertahankan peran penting dalam meningkatkan kualitas SDM di era bonus demografi dengan mengintegrasikan pendidikan agama dan keterampilan praktis.

Untuk memaksimalkan potensi pesantren dalam mempengaruhi generasi 2045, diperlukan rencana strategis yang kuat. Perencanaan strategis adalah sebuah proses untuk menentukan tujuan, menentukan cara mencapainya, dan mengelola tugas-tugas harian secara efektif. Dalam konteks pesantren, hal ini berarti menerapkan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan zaman, memastikan bahwa kurikulum yang digunakan sesuai dengan perkembangan zaman, dan menjalin kemitraan dengan organisasi lain seperti pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan lainnya.

Salah satu aspek terpenting dalam perencanaan strategis adalah penggunaan teknologi. Teknologi informasi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, misalnya, melalui pengajaran jarak jauh, menggunakan platform digital untuk mengakses materi pembelajaran, dan menangani tugas-tugas administratif secara efisien. Di era digital, kemampuan teknologi adalah keterampilan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap individu, termasuk pesantren. Oleh karena itu, mengintegrasikan teknologi ke dalam sistem pendidikan pesantren harus menjadi prioritas utama dalam perencanaan strategis.

Di pesantren, perencanaan strategis juga perlu menyeimbangkan ketegangan yang ada. Pesantren menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan sumber daya, baik dari strategi pengajaran maupun santri yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan saat ini. Oleh karena itu, harus ada inovasi dalam pendidikan, seperti melalui kolaborasi guru-murid, pendidikan beasiswa, atau program pengembangan ekonomi pesantren yang dapat meningkatkan literasi keuangan. Pesantren menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan sumber daya, baik dari strategi pengajaran maupun santri yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan saat ini. Oleh karena itu, harus ada inovasi dalam pendidikan, seperti melalui kolaborasi guru-murid, pendidikan beasiswa, atau program pengembangan ekonomi pesantren yang dapat meningkatkan literasi keuangan.

Selain itu, sangat penting untuk mengembangkan program pendidikan yang dapat meningkatkan kapasitas siswa untuk belajar di ruang kelas sehingga mereka dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri. Pesantren juga perlu mengembangkan rencana strategis dengan berbagai organisasi, seperti universitas, lembaga pelatihan, dan bisnis, untuk memastikan bahwa mereka memiliki akses ke peluang kerja yang lebih baik.

Menghadapi bonus demografi 2045   kurikulum di pesantren harus disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan pembelajaran digital, pendidikan vokasional, dan ketajaman bisnis ke dalam kurikulum pesantren. Metode pembelajaran yang lebih kontekstual dan berbasis proyek juga dapat membantu siswa menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari dalam situasi dunia nyata. Hal ini akan meningkatkan kemauan mereka untuk bekerja di tempat kerja atau mungkin memulai pekerjaan mereka sendiri melalui bisnis.

Dengan cara ini, transformasi kurikulum pesantren tidak hanya mempersiapkan para santri untuk menghadapi dunia yang serba cepat, tetapi juga memperkuat inti pendidikan pesantren dengan membina karakter dan akhlak mulia. Kerja sama pemerintah sangat penting agar perencanaan strategis pesantren dapat berjalan dengan baik. Pemerintah dapat memfasilitasi program pengembangan pesantren dengan memberikan regulasi yang masuk akal dan mendorong pendidikan pesantren. Bagi para santri yang berinovasi di dalam kelas dan menumbuhkan rasa industri, hal ini juga dapat menjadi komponen yang krusial. Sebagai contoh, pemerintah dapat menyediakan dana untuk pengembangan infrastruktur teknologi, seperti laboratorium komputer atau akses internet berkualitas tinggi di pesantren.

Selain itu, perlu dilakukan penguatan kebijakan yang menunjukkan integrasi pendidikan keagamaan dengan pendidikan umum. Hal ini akan meningkatkan kurikulum pesantren dan meningkatkan tingkat pemahaman santri. Hal ini akan memastikan bahwa lulusan pesantren tidak hanya taat beribadah, tetapi juga memiliki keterampilan lain yang dihargai di dunia kerja. Menyediakan akomodasi untuk keterampilan atau sertifikasi untuk pesantren akan memudahkan mereka untuk menghadiri pertemuan kerja resmi.

Kerja sama dengan pihak eksternal, termasuk universitas, bisnis, dan asosiasi pendidikan, juga sangat penting dalam meningkatkan pendaftaran siswa di pesantren. Melalui kerja sama dengan universitas, pesantren dapat mengembangkan program pendidikan terbaik bagi para santri yang ingin melanjutkan studi mereka. Kolaborasi dengan dunia usaha juga dapat menciptakan peluang bagi para santri, menyediakan lingkungan kerja yang hemat biaya, dan membangun jaringan profesional dari bawah ke atas. Kerjasama dengan lembaga lain dan pengembangan alumni dapat memperkuat posisi Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang relevan dan bereputasi. Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, diharapkan pesantren dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan tepat waktu untuk Indonesia Emas 2045.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun