Mohon tunggu...
Axa Yuliananta Pramoedyo
Axa Yuliananta Pramoedyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa dari Universitas Airlangga dengan program studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Saya memiliki passion pada kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kekerasan di Jalan Menjadi Ciri Khas Kota, Ada Apa dengan Remaja Yogyakarta?

6 Juli 2022   09:20 Diperbarui: 6 Juli 2022   09:25 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketakutan masyarakat lokal mapun pengunjung wisata akan kekerasan  di jalanan Yogyakarta terutama di jam malam menjadi topik tersendiri yang sukar untuk diselesaikan dan tak kunjung habisnya. Kekerasan tersebit terkadang sulit dihindari karena todongan senjata tajam oleh para remaja yang tiba -- tiba menghadang ditengah jalan. 

Sampai saat ini, fenomena tersebut terkadang menjadi berita teratas kenakalan remaja dari Jogja sendiri. Sebutan Klitih menjadi julukan untuk kenalakan remaja ini. Klitih awal nya bukanlah sebutan untuk aksi ini. 

Dulunya, istilah klitih digunakan untuk merujuk pada kegiatan berjalan santai / tidak jelas sambil mengumpulkan barang bekas, atau juga merujuk pada Pasar Klitikan Yogyakarta. Namun seiring dengan berjalan nya waktu dan tingkat kenakalan remaja yang terus naik, 'klitih' berubah menjadi suatu aksi yang tidak pantas dilakukan dan sangat berbahaya bahkan dapat mengancam nyawa. 

Aksi klitih yang dilakukan oleh remaja SMA ini biasanya terjadi di malam hari dengan keadaan jalanan sekitar yang sepi. Kontadiksi tentang kejadian ini dengan hukuman yang diberikan pelaku kadang memberikan efek yang beragam karena usia dan petimbangan "masa depan" remaja yang melakukan tindakan klitih ini.

Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh semua masyarakat.  Seluruh  lapisan  masyarakat  harus turut  andil  dalam  memerangi kenakalan remaja yang bisa berbahaya kedepan ya. Akhir - akhir ini, kejadian yang diakibatkan oleh kenakalan remaja muncul kembali ke permukaan. 

Di DIY, kejahatan klitih yang dilakukan oleh remaja kembali terjadi. Beberapa kasus menyebutkan pelaku yang bertanggung jawab adalah remaja di usia kisaran SMP dan SMA. 

Tentu saja hal tersebut sangat mengganggu masyarakat sekitar karena adanya rasa takut akan menjadi korban selanjutnya. Selain menimbulkan kegaduhan di sosial masyarakat, adanya klitih juga menyebabkan citra pada Darah Istimewa Yogyakarta menjadi menurun dan meyebabkan orang orang enggan untuk datang ke Yogyakarta dengan alasan keamanan. 

Hal tersebut tentu saja sangat buruk jika dilihat dari dampak yang ditimbulkan karena selain menjadi tempat para pelajar dari Yogyakarta menuntut ilmu, aparat  dan sistem penegakan  hukum di DIY dipertanyakan oleh banyak khalayak.

Tindakan Klitih sebenarnya sudah ada sejak era Soeharto, pengertian masyarakat tentang klitih mengalami pergeseran makna. Klitih diartikan sebagai tindakan yang mengganggu aktivitas masyarakat terutama pada malam hari karena membahayakan nyawa mereka. dengan membawa senjata dan juga bersama gerombolan, mereka menyerang korban dan meninggalkan luka sayatan yang cukup dalam akibat senjata tajam dan bahkan membuat nyawa seseorang melayang. 

Mesikpun aksi tersebut merugikan dan terdengar harus ada tindakan tegas dari aparat terkait, namun hal tersebut tidak bisa dilakukan dengan mudah dan terkesan tidak berimbang dengan apa yang telah dilakukan.

kendala yang dihadapi oleh aparat kepolisian dalam menyelesaikan kasus ini adalah susunan organisasi dari pelaku klitih yang ada dimana - dan terkesan selalu merekrut anggota baru. menurut Studi Kasus Gangster Klitih Kursi Putih di Yogyakarta (2017) yang disampaikan oleh Nicolaus Chrisna, sistem perorganisasi dalam klitih yang paling berpengaruh adalah peran dari sosok pemimpin organisasi tersebut. dengan 'membawa' nama sang pemimpin, para pelaku klitih akan melancarkan aksi nya demi memenuhi keinginan anggota tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun