Mohon tunggu...
Ayisya Alexandra
Ayisya Alexandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Reading addict

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asal Usul Tambak Bayan oleh Keturunan Tionghoa

22 Juni 2024   21:20 Diperbarui: 22 Juni 2024   21:21 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tambak Bayan merupakan suatu tempat yang berada di Kota Surabaya. Kampung
tersebut tepatnya berada pada RT 2 RW 2, Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan
Bubutan. Di daerah tersebut mayoritas warga nya ialah keturuan Tionghoa. Di area tersebut
juga terdapat tempat seperti gedung kuno yang hingga saat ini kokoh berdiri dari tahun 1960.
Gedung kuno tersebut, saat ini berada pada tangan generasi ke 4 suku Tionghoa.
Kampung Tambak Bayan terdapat hanya 70 Kartu Keluarga mayoritas merupakan
suku Tionghoa dan hanya 4 hingga 5 Kepala Keluarga yang suku Jawa. Meskipun mayoritas
suku Tionghoa, Kampung Tambak Bayan memiliki berbagai background agama diakrenakan
secara turun menurun telah menikah dengan warga pribumi. Warga asli kampung tersebut
sejak tahun 1960 hingga saat ini tahun 2024 merupakan pengrajin kayu, dimana setiap rumah
pasti memiliki setidaknya 1 koputang untuk mengasah kayu. Uniknya Nasi Kerak juga
berasal dari kampung Tambak Bayan karena, warga lokal kampung tersebut tidak setiap hari
mendapatkan penghasilan dari mengrajin kayu, maka dari itu untuk mencukupi makanan
sehari-hari warga tersebut membuat nasi kerak yang berasal dari nasi kemarin di olah
kembali lalu dimasak untuk disantap.
Gedung Kuno Tambak Bayan tersebut saat ini masih berdiri kokoh hingga pada
generasi ke-4 gedung tersebut sebagai gedung multifungsi atau balai pertemuan warga. Tidak
hanya menjadi balai pertemuan warga saya, gedung tersebut juga difungsikan sebagai
perpustakaan yang di cetuskan langsung oleh penulis dan seniman asal bandung yaitu Dgalih.
Gedung kuno tambak bayan tersebut juga difungsikan sebagai tempat latihan suku Tionghoa
untuk berlatih barongsai disaat menuju imlek dan juga digunakan untuk menampilkan
kesenian asli Tionghoa. Dan yang terakhir gedung tersebut juga dibuat sebagai tempat ibadah
suku Tionghoa. Sayangnya 2tahun terakhir Gedung Kuno Tambak Bayan telah diambil alih
oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sejak tahun 1866 Gedung kuno tersebut
merupakan kepemilikan orang Tionghoa yang berada, pada saat itu hingga saat ini jatuh pada
generasi ke-4. Segala bukti administratif yang jelas mulai dari Surat kepemilikan Tanah
hingga pembayaran pajak masih jelas kepemilikannya. Hingga akhirnya terjadilah jual beli
tanah dengan mafia tanah. Warga sekitar pun terkejut dan berontak mengetahui bahwa
Gedung Kuno bukan lagi bagian dari suku Tionghoa Tambak Bayan. Warga sekitar berusaha
payah dalam meluruskan kepemilikan gedung dan tanah di daerah Tambak Bayan sampai
pada berusaha untuk ke jakarta dan meminta pertolongan oleh Mahkama Agung. Hingga
menunggu hitungan hari mengenai sengketa tanah dengan mafia tanah, sampai detik ini tidak
ada pemecahan masalah. Menurut saya, wali kota Surabaya hingga lembaga bantuan Hukum
Surabaya sudah seharuny membantu permasalahan yang terjadi pada warga Surabaya
khususnya pada Kampung Tambak Bayan. Pemegang generasi ke-4 gedung tersebut sudah
jelas memiliki silsilah garis keterunan suku Tionghoa di Kampung Tambak Bayan. Warga
Kampung Tambak Bayan secara paksa dan dihantui oleh pemikiran bahwa cepat atau lambat
akan di gusur oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itu, Warga Tambak Bayan
ingin sekali segera dibantu oleh pemerintahan kota atas permasalahan kepemilikan tanah
suku Tionghoa warga Tambak Bayan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun