Mohon tunggu...
ayi rusmadi
ayi rusmadi Mohon Tunggu... Human Resources - Educational Leader

jika ingin memperbaiki generasi perbaiki kualitas pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Libur Telah Tiba

24 Desember 2019   20:21 Diperbarui: 24 Desember 2019   20:41 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalo diperhatikan sebenernya ga juga. Karena persepsinya buat kaum sekolahan, libur itu untuk siswa dan gurunya jadi ikutan. Kalo buat saya di manajemen yah cuma 2 - 3 hari libur Nasional.

Liburan kali ini, karena anak anak sekolahan, rencananya kita isi dengan jalan jalan naek mobil sendiri ke Yogya. Udah diobrolin dari rencana waktu, hotel, destinasi sampe biaya dan bagaimana sampe di lokasi kalo naik mobil bawa sendiri, makkum belum pernah. Hehehhe...

Tapi kayaknya rencana tinggal rencana. Faktanya waktu yang disepakati masih ada kerjaan di kantor.  Dan mulailah kita menghabiskan uang liburan buat makan dan hal hal yang ga direncanakan. Kayak beli sepatu, baju, buku, aksesoris handphone  dan sebagainya. Hmmm...

Dan ide baru tentang mengisi liburan, datang lagi pagi ini. Gimana kalo kita makan siang di daerah cafe walk grand wisata Bekasi tambun?. Sambil ajak Mbah, dan nenek serta Kaka dan keponakan. Terdengar lebih familiar.

Akhirnya berangkatlah kami di pagi yang cerah ke wilayah bagian Bekasi tambun. Lewat jalan tol Cikampek sambil liat pesatnya pembangunan infrastruktur ala Jokowi.

Sayangnya belum bisa nyobain tol japek yang konon bergelombang itu. Tapi memang beroperasinya jalan layang japek berpengaruh dengan kepadatan menuju tambun. Dua kali lewat sini sudah jauh lebih lancar. Alhamdulillah.

Tibalah dikawasan cafe walk tempat wisata kuliner kawasan grand wisata. Lokasinya dekat dari pintu keluar tol Tambun. Hanya sekitar 5 menit dengan mobil.

Kami langsung menuju SHSD, Sambel Bejo Sambel Dadak. Lokasinya agak kebelakang. Dipilihnya tempat ini lebih karena menu makanan Sunda yang cocok dengan kami yang ibunda berasal dari Garut Jawa barat.

Sesampainya di resto SHSD, kami disambut teguran manager resto yang ramah. Tidak ketinggalan gaya sambut resto unik yaitu teriakan semua pelayan resto setelah mendengar ketukan kayu kelontong sebagai tanda salam. 

Yang menarik dari furniture resto ini adalah gaya Homy, dan jadul. Dari meja, kursi, hiasan foto dinding, asesoris pajangan dan perlengkapan yang digunakan aseli dari jaman 60 - 80 an.

Alunan  musik Sunda dengan lagu berlirik Indonesia dan Sunda bergantian mengalun menemani makan siang kami. Dengan menu sambel hejo dan sambel dadak serta masakan Sunda utama seperti lalapan, ikan, ayam, sayur kangkung, sate, tahu tempe, jagung dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun