Abstrak
Sebagai seorang mahasiswa, membaca jurnal ilmiah adalah hal yang wajib untuk dilaksanakan. Banyaknya tugas yang diberikan dosen tidak semata-mata bisa dikerjakan dengan hanya mengandalkan buku teks, namun juga perlu referensi lain yang menunjang ilmu dan pengetahuan, yaitu jurnal ilmiah. Membaca sebuah penelitian jurnal ilmiah bukan hanya menambah pengetahuan saja, tetapi juga menambah kemampuan dalam menganalisis masalah terkait dengan penelitian dan dapat meningkatkan kualitas lulusan serta menambah kuantitas produk ilmiah sehingga membuat Negara Indonesia terlihat di dunia. Mahasiswa sebagai agent of change pun menjadi lebih terlatih dan peka terhadap perkembangan zaman yang menuntut kedinamisan dalam segala hal. Untuk itu penulis mengkaji kelebihan jurnal ilmiah sehingga bisa diposisikan menjadi bahan ajar primer di perguruan tinggi.
Kata Kunci: bahan ajar, jurnal, ilmiah, perguruan tinggi.
Pendahuluan
Seiring dengan kemajuan zaman, proses pembelajaran pun dituntut perkembangannya. Sebagai implementasinya hampir setiap tahun kurikulum dan paradigma pembelajaran selalu berubah dan mengalami revisi. Maka keberhasilan kegiatan belajar mengajar tidak hanya ditentukan oleh pengajar melainkan peserta didik. Konsep sistem kuliah SCL (Student Centered Learning) dengan metode PBL (Problem Based Learningi) di perguruan tinggi, menunjukkan bahwa proses belajar mengajar harus berpusat pada mahasiswa (Meilia Rasiban, 2013).
Pada tingkat perguruan tinggi sumber belajar atau sumber informasi tidak berpusat pada pengajar atau dosen. Mereka hanya berperan sebagai fasilitator, dinamisator, dan motivator dalam kelas. Mahasiswa lebih diarahkan mencari sumber belajar lain seperti perpustakaan di kampus, hingga saat ini telah muncul teknologi internet yang sangat memudahkan peserta didik atau mahasiswa dalam mencari dan menggali ilmu pengetahuan yang terkait dengan bidangnya. Malalui perpustakaan dan internet tersebut, mahasiswa bukan hanya dapat mencari buku tetapi juga beragam artikel yang diterbitkan dalam bentuk jurnal ilmiah. Sementara ini di Indonesia jurnal ilmiah hanya dijadikan bahan ajar sekunder. Sementara, di negara maju seperti Amerika, sudah lama menjadikan jurnal ilmiah sebagai bahan ajar primer.
Melihat data dari Ditjen Risbang Kemenristekdikti, publikasi ilmiah internasional Indonesia terus melesat dan pada tahun 2017 ini sudah berhasil menyamai Singapura dari posisi kedua (Wurinanda, 2017). Kenyataan ini menunjukkan bahwa artikel pada jurnal ilmiah cenderung lebih pesat pembaruan ilmunya daripada bahan ajar primer berupa buku teks. Maka sudah tentu jurnal ilmiah sangat layak untuk dijadikan bahan ajar primer. Sehingga membantu mahasiswa dalam memperoleh informasi mutakhir, menambah wawasan, dan dorongan untuk menulis.
Pengertian Bahan Ajar
Buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbit-kan secara resmi dan disebar-luaskan (Kep. Mendiknas No.36/D/O/2001, pasal 5 ayat 9). Buku ajar berbeda dengan buku teks, karena buku ajar disusun berdasarkan ketentuan-ketentuan khusus yang terkait dengan pembelajaran mahasiswa. Maka buku ajar disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, agar sesuai dengan ciri karakteristik mahasiswa, dan berdasarkan rencana kegiatan belajar mahasiswa. Novianti (2014) mengatakan bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga menyediakan bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada peserta didik secara individual (learner oriented). Biasanya, bahan ajar bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri karena sistematis dan lengkap.
Bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
Bahan ajar yang sengaja direncanakan, yaitu bahan ajar yang secara khusus dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional sebagai fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.