Mohon tunggu...
Ayikk Andana
Ayikk Andana Mohon Tunggu... Lainnya - Ann

an alien

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia

2 November 2020   23:18 Diperbarui: 2 November 2020   23:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rumpun Bahasa

            Rumpun bahasa Austronesia merupakan rumpun bahasa yang menyebar di Asia, dan pulau kecil di Samudra Pasifik, juga di temukannya di Madagaskar Afrika. Bahasa Indonesia dan Bahasa Tradisional Indonesia juga termasuk dalam bagian bahasa ini.

            Rumpun bahasa ini berada dari Taiwan sebagian dari mereka berlayar menuju selatan hingga sampai di Indonesia. Serta beberapa lainnya berlayar ke samudra pasifik dan samudra hindia. Bahasa-bahasa yang termasuk dari rumpun ini antara lain; Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu-Indo, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda.

            Selain itu bahasa-bahasa lain yang termasuk rumpun dari bahasa ini adalah bahsa Polinesia, Bahasa Melanesia, Bahasa Mikronesia yang berada di Ocenia. Juga rumpun Bahasa India.

Bahasa Indonesia sendiri juga berasal dari bahasa Melayu. Beberapa bukti prasasti yang tertinggal menunjukkan bahwa tulisan tersebut berasal dari bahasa melayu. Yang artinya Indonesia pernah menggunakan bahasa itu untuk berkomunikasi.

Ejaan dalam Bahasa Indonesia

            Terdapat beberapa ejaan yang terus di perbaharui sebelum penetapan ejaan bahasa yang disempurnakan. Antara lain :

 Ejaan Van Ophuisjen

            Ejaan ini digunakan oleh orang Belanda untuk menulis kosa kata Melayu menurut pengertiannya. Penggunaan beberapa huruf yang juga digunakan untuk menggantikan huruf lainnya. Seperti huruf [i] yang juga digunakan untuk penulisan huruf [y]. Dan huruf [oe] untuk menuliskan huruf [u]. Juga terdapat tanda baja petik atas yang digunakan untuk menulis kata dengan bunyi hamzah.

Ejaan Republik

            Ejaan ini juga bisa dibilang ejaan Soewandi, menteri yang mengumumkan saat itu. Beberapa perubahan tejadi dari ejaan sebelumnya. Berikut adalah perbedaan dari ejaan sebelumnya; penulisan huruf [eo] pada kata yang berbunyi [u] menjadi huruf [u] itu sendiri. Juga penggantian tanda petik sebagai bunyi hamzah digantikan dengan huruf [k]. Juga kata depan dan awalan ditulis dengan cara yang sama yakni di gabung dengan kata berikutnya. Kata ulang seperti [jalan-jalan] boleh di tulis menjadi [jalan]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun