DARI tiga macam obat-obatan luar -- demikian aku menyebutnya karena mudah dibeli di warung -- andalanku salah satunya adalah Geliga. Ya, geliga berupa balsem. Belakangan barulah Geliga berupa Krim yang ternyata jos untuk mengobati pegal dan linu yang sering menyerang tubuhku. Geligakrim aku ketahui dari istriku yang sempat belanja ke warung agen makanan terdekat.
Jadi geligabalsem dan geligakrim aku pakai bergantian menjelang tidurku. Apalagi, kalau bukan untuk memulihkan tubuhku yang sering masuk angin dan merasa pegal-pegal. Â
Tentu saja, di usia lebih setengah abad ini aku menyadari era minyaknya sudah berganti. Jika dulu di masa muda adalah minyak wangi, kini adalah minyak gosok ya geliga itu. Dan, setelah aku rajin searching di banyak media internet seharusnya minyak gosok menjadi penyempurna kegiatan fisikku. Jadi, aku harus mulai memperhatikan menu makan dan olahraga.
Nah, bicara soal olahraga sebenarnya aku tidak asing hanya saja seperti melalaikannya. Aku wartawan olahraga. Biasa berhubungan dengan atlet, pelatih, pengurus, pembina olahraga pada umumnya; termasuk kiat dan cara berolahraga yang tepat untuk usia tertentu.
Berdasarkan usiaku kini, 56 tahun, menurut petunjuk yang tepat adalah dengan jalan kaki dan jogging. Bahkan, dianjurkan itu dilakukan dengan tanpa alas kaki. Aku mulai rutin melakukannya dalam beberapa bulan ini.
Setiap kedua anakku berangkat sekolah, aku mulai berolahraga. Jalan kaki, jogging, menggerak-gerakkan tubuh, sampai setidaknya setengah jam.
Hasilnya? Aku yakin lebih fit. Terbukti, aku masih lancar menjalankan kegiatan donor darah setiap tiga bulan sekali. Tubuh jarang lagi seperti aus pada bagian tertentu.
Lantas, bagaimana dengan geliga balsem atau geliga krim (@bebaspegal)? Masih terus aku pakai dong. Terutama, menjelang tidur. Jika aku sudah mengoles-oleskan geliga ke kepalaku yang botak, kuping, pipi, leher, lengan, dan kaki dipastikan aku nyaman. Bisa tidur nyenyak untuk bangun menjelang adzan subuh.
Jadi, saat membaca lomba penulisan ini langsung aku membuat artikel ini. Memang itu di last minute, mengingat dalam beberapa waktu aku tidak pernah melihat kompasiana. Pasalnya, aku belum mendapat ide untuk membuat tulisan tentang WAG (Whats App Grup) yang tengah aku dalami. Nah, entah kenapa, hari ini aku bisa mengaplod satu tulisan tentang WAG dan melihat lomba soal geligakrim ini.
Dipastikan setelah tulisan ini aku aplod, maka aku akan pergi tidur dengan mengoles-oleskan geliga balsem atau geliga krim (@bebaspegal). Untuk kemudian bermimpi indah sebagai juara lomba ini. Aku berjanji uangnya untuk menerbitkan buku-bukuku yang saat ini baru berupa ide dan naskah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H