Mohon tunggu...
Amalia Salsa Sumaga
Amalia Salsa Sumaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Selamat membaca qv_vp

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngaji Budaya oleh FITK UIN Walisongo Semarang sebagai Puncak Harlah PAI Ke-52

7 Oktober 2022   13:27 Diperbarui: 7 Oktober 2022   13:30 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fitk.walisongo.ac.id

Senin 3 oktober 2022, dalam rangka puncak Harlah PAI Ke-52 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang mengadakan Ngaji Budaya dengan mengundang KH. Marzuki Mustamar, M.Ag. sebagai Ketua Tahfidziyah PWNU Jawa Timur untuk menjadi narasumber di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Kegiatan dalam rangka memperingati Harlah PAI Ke-52 ini bertemakan “ Menyongsong 52 Tahun PAI, Ciptakan Inovasi, Lambungkan Prestasi”.

Ngaji budaya ini dijadikan sebagai puncak acara harlah yang digelar sejak September. Selain acara ini, beberapa acara lainnya juga dilaksanakan yakni , Lomba Duta PAI, Lomba Cerdas Cermat (LCC), serta Lomba Futsal Mahasiswa PAI.

Dekan FITK UIN Walisongo Semarang, Dr. Ahmad Ismail, M.Ag.  mengatakan bahwa kegiatan ini adalah kesempatan yang mahal, dimana saat ini umat manusia tidak hanya membutuhkan dalil melainkan penjelasam serta pemahaman mengenai keislaman. Dalam sambutannya Dr. Ahmad Ismail, M.Ag. menyampaikan “Alhamdulillah, dengan berbagai tawasul, beliau (KH. Marzuki Mustamar) berkenan hadir. Ini majelis ilmu. Oleh karena itu manfaatkan kesempatan mahal ini untuk mendapatkan ilmu yang baru.”

KH. Marzuki Mustamar sebagai narasumber  diacara tersebut mengatakan bahwa ada banyak amalan-amalan keagamaan yang ada di Indonesia sudah membudaya. Amalan-amalan ini meskipun berasal dari Islam, tetapi menjadi perekat dalam masyarakat, bahkan dalam kehidupa berbangsa dan bernegara. KH. Marzuki Mustamar mengatakan, “Di kampung ada kenduri, yasinan, kondangan, sedekah bumi, dan segala macam. Karena tradisi seperti itu, masyarakat menjadi terintegrasi. Nah kampung seperti itu, mau difitnah tidak bisa, mau pecah belah tidak bisa, mereka saling menjaga.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun