Mohon tunggu...
Arif Yupiter Gulo
Arif Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Penulis-Pendeta

Penulis-Pendeta

Selanjutnya

Tutup

Love

Bertobat Supaya tidak Binasa (Lukas 13:1-19)

19 Maret 2022   08:53 Diperbarui: 20 Maret 2022   06:19 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Manusia sudah jatuh dalam dosa. Dosa adalah pelanggaran terhadap perintah Tuhan. Oleh karena itu, kalau tidak bertobat maka akan binasa. Binasa adalah rusak sama sekali, hancur, musnah. Itu sebabnya Paulus menegaskan bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23).

Bagaimana supaya tidak binasa? Dalam membebaskan dari kebinasaan ini kuasa manusia sangat terbatas. Itu sebabnya hanya pertolongan dan kuasa Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan berinisiatif untuk mengutus dan mengirim anak-Nya yang tunggal datang ke dalam dunia yaitu Yesus Kristus (Yoh. 3:16).

Namun, kendati Yesus Kristus berada di tengah-tengah umat-Nya, tentu hanya orang yang bertobat yang menerima pembebasan dan penebusan dari Tuhan. Itu sebabnya tema renungan menegaskan bahwa, Bertobat supaya tidak binasa. Berkaitan dengan tema ini yang perlu kita pahami guna untuk direfleksikan adalah bertobat.

Pertobatan adalah tindakan untuk "berbalik" kepada Allah, setelah Roh Kudus meyakinkan akan dosa, membawa perubahan dalam pikiran, keinginan, sikap dan kehidupan orang berdosa itu sebagai akibat dari pekerjaan iman yang menyelamatkan melalui penebusan yang membenarkan dia.

Dalam pengertian lebih terbatas, kata "pertobatan" sering di artikan sebagai "tindakan sukarela dari jiwa atau orang yang secara sadar menerima Kristus dengan iman sebagai Juruselamat." "Kelahiran kembali" atau lahir baru adalah menciptakan keadaan hati yang sama sekali baru, itu bukanlah tindakan pribadi manusia, melainkan pekerjaan Roh Kudus yang membuat kita mengalami perubahan hati.

Pertobatan berarti dilahirkan kembali "dari atas" (Yoh. 3:7), suatu "pembaruan budi" (Rm. 12:2), "menanggalkan manusia lama ... dan mengenakan manusia baru" (Ef. 4:22, 24). Perubahan melalui kelahiran kembali terletak pada penemuan kembali citra moral Allah dalam hati - "suatu kondisi yang memungkinkan kita mengasihi Dia amat sangat dan menemukan sukacita tertinggi saat melayani Dia."

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bertobat merupakan penyesalan dan pengakuan dengan berjanji tidak akan mengulanginya serta menempuh sikap yang tepat dengan beriman dan percaya kepada-Nya sehingga pada akhirnya tidak akan binasa dan menerima kehidupan yang kekal. (Wahyu 2:10).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun