Bersadarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu:
Pertama -> Hipertensi Primer, sering juga disebut dengan hipertensi Essential, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan peningkatan tekanan darah. Kemungkinan besar penyebab hipertensi primer ini, yaitu:
Faktor yang dapat diubah:
- Gaya hidup tidak sehat (mengikuti tren pada zaman kini)
- Komposisi asupan garam yang berlebihan
- Kegemukan (Obesitas)
- Kurang berolahraga (sedentari)Â
- Perokok aktif
- Pecandu alkohol
Faktor yang tidak dapat diubah:
- Jenis kelamin
- Usia
- Genetik (keturunan)
Kedua -> Hipertensi Sekunder, yaitu hipertensi yang diketahui penyebabnya. Kejadian hipertensi sekunder di dunia sekitar 10% pada seluruh populasi dan sekitar 50% dari hipertensi sekunder tersebut disebabkan oleh kelainan ginjal. Salah satu penyebabnya adalah kelainan jaringan sel didalam ginjal yang mengalami peningkatan penggunaan pada sirkulasi ginjal.
Tanda dan Gejala Hipertensi
Hipertensi sering disebut dengan "Silent Killer" (pembunuh diam-diam), karena seyogyanya tidak memiliki tanda dan gejala khas, sehingga baru diketahui setelah menimbulkan komplikasi. Hal tersebut pula diketahui setelah melakukan skrining atau mencari pelayanan kesehatan setelah merasakan adanya masalah pada tubuh
Hipertensi baru tampak jika sudah memperlihatkan adanya komplikasi pada organ lain, misalnya pada mata, ginjal, otak, dan jantung. Penderita akan mengeluhkan adanya:
- Nyeri kepala; terutama bagian belakang (tengkuk), baik berat maupun ringan
- Vertigo
- Tinnitus (rasa mendengung atau mendesis di telinga)
- Penglihatan kabur atau bahkan terjadi pingsan (Wong & Mitchel, 2007)
Penanganan Hipertensi
Tujuan utama dari penangan hipertensi adalah untuk mengendalikan tekanan darah dalam keadaan tetap stabil (normal) dan menurunkan faktor risiko (Black & Hawks, ,2009). Penanganan hipertensi dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Hipertensi ringan, penanganannya yaitu dilakukan tanpa pengobatan dengan mengubah perilaku gaya hidup yang tidak sehat menjadi gaya hidup yang lebih sehat dan dipantau selama 6 - 12 bulan.
- Hipertensi berat dengan faktor risiko kerusakan organ, penanganannya dapat dilakukan dengan menggunakan terapi obat-obatan (farmakologis dengan resep dari dokter) ditambah dengan modifikasi gaya hidup dari pola hidup tidak sehat menjadi pola hidup yang lebih sehat.
British Hypertension Society for Hypertension Management (2004) dalam mempromosikan pencegahan hipertensi primer penyakit kardiovaskular dengan melakukan perubahan diet dan gaya hidup, yaitu:
- Mempertahankan berat badan dalam keadaan normal (Indeks Massa Tubuh [IMT] direntang 18,5 - 24,9 kg/m2)
- Membatasi konsumsi garam <2.400 mg. 1 gr garam dapur mengandung 387,6 mg Natrium. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam sekitar 5 gr (setara dengan 1 setengan sdt /hari)
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol kurang dari 3 unit/hari untuk pria dan kurang dari 2 unit/hari untuk wanita
- Aktivitas fisik/olahraga (misalnya jalan cepat) dilakukan lebih dari 30 menit/hari dalam 1 minggu secara teraturÂ
- Mengosumsi buah dan sayuran minimal 5 porsi perhari
- Mengurangi asupan lemak total dan jenuh
- Manajemen stress,yaitu dengan melakukan olahraga, membicarakan masalah dengan orang lain yang dipercaya, tertawa, istirahat yang cukup. Teknik relaksasi yang direkomendasikan dalam penanganan hipertensi yaitu Yoga, relaksasi Biofeedback dan fisioterapi (Grispun & Coote, 2014).