Surabaya, 2024---Mahasiswa dari Universitas 19 Agustus 1945 Surabaya yang menjalani kegiatan pengabdian masyarakat, Kuliah Kerja Nyata (KKN) kembali menunjukkan dedikasi mereka terhadap pembangunan lingkungan asri yang berkelanjutan yang berlokasi di Desa Medokan Semampir RW02 RT06. Dengan menciptakan Teknologi Tepat Guna berupa sistem irigasi tanaman otomatis yang diberi nama "Smart Hydroplant", penyiraman tanaman yang berada disepanjang dinding antara RT06 dan RT07 menjadi lebih menghemat waktu, tenaga dan penggunaan air, sehingga lebih efisien. Sebelumnya, Desa Medokan Semampir memang sudah terkenal sebagai salah satu kawasan hijau di Surabaya yang telah memenangkan beberapa lomba desa hijau.
Menurut survei awal yang dilakukan oleh tim, wilayah RT06 Desa Medokan Semampir menghadapi tantangan dalam menjaga keasrian tanaman yang menghiasi dinding jalan. Banyak tanaman yang layu atau mati karena waktu penyiraman yang tidak teratur, terlalu banyak atau terlalu sedikit air, hingga lupanya jadwal penyiraman. Selain itu, penyiraman manual yang selama ini dilakukan membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak serta kurang efisien dalam penggunaan air dikarenakan banyaknya tanaman yang ada di sepanjang dinding.
Proses pengembangan Smart Hydroplant dimulai dengan observasi lapangan dan diskusi bersama warga setempat. Dari hasil tersebut, tim mengidentifikasi kebutuhan utama, seperti efisiensi waktu, penghematan air, dan kemudahan operasional. Berdasarkan analisis ini, tim merancang sistem irigasi dengan komponen utama berupa pipa berlubang, pompa air, dan alat otomatisasi Kaizen KSR-K28. Rancangan ini memungkinkan penyiraman dilakukan secara otomatis sesuai jadwal yang telah diprogram. Air mengalir melalui pipa berlubang yang dipasang sejajar dengan tanaman di dinding jalan RT06. "Inovasi ini tidak hanya mempermudah warga, tetapi juga mendorong penggunaan sumber daya air secara bijak," tambah Awan, anggota tim Teknologi Tepat Guna KKN.
Tahap implementasi dilakukan selama 12 hari mulai 30 November hingga 21 Desember 2024. Dimulai dengan memasang komponen utama sistem, seperti pipa, pompa air, dan perangkat otomatisasi. Pipa sepanjang 4,5 meter dipasang pada dinding yang mengarah ke taman warga, dilengkapi dengan filter air yang dirancang untuk menangkap kotoran seperti daun, pasir, dan bahan kimia berbahaya. Uji coba dilakukan untuk memastikan sistem berfungsi optimal dalam penyiraman tanaman sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Penyiraman otomatis berjalan lancar, dengan distribusi air yang merata ke semua tanaman.
Melalui proyek ini, dampak positif yang didapat tidak hanya membantu mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga memberikan edukasi kepada warga tentang pentingnya teknologi tepat guna dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. "Kami berharap inovasi Smart Hydroplant dapat menjadi contoh bagi wilayah lain yang menghadapi masalah serupa. Ke depan, kami juga membuka peluang untuk menyempurnakan sistem ini agar lebih ramah lingkungan dan terjangkau," kata ketua tim Teknologi Tepat Guna, Rama.
Proyek ini diakhiri dengan sesi diskusi bersama warga dan perangkat desa mengenai pemeliharaan sistem yang telah terpasang. Dengan adanya Smart Hydroplant, Desa Medokan Semampir kini memiliki harapan baru untuk menjaga keasrian lingkungannya secara lebih efisien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H