sayyed EP bikailaRobbi.wordpress.com
Jangan pernah ragu dengan ucapan ٍSayyidina Muhammad Saw : Bantulah dirimu sendiri untuk merahasiakan anugrah (nikmatmu), karena setiap manusia yang diberi anugrah berupa nikmat basath (dilapangkan rizqi dunia maupun akherat) pasti akan dikelilingi dengan orang-orang yang iri atau hasud – Alhadis.
Nikmat dan hasud adalah jodoh seumur hidup, karenanya sangat dianjurkan bagi peraih anugrah nikmat untuk sesegera mungkin kembali kepadaNya dengan bersyukur dan meningkatkan taqorrub –pendekatan- agar semua nikmat itu menjadi langgeng, disamping belajar meminimalisir beratnya ujian hasud dari para pembenci. Hingga semua akan menjadi aman terkandali dari wujud adanya penyakit ain yang memang nyata dan membahayakan harta dan jiwa kita.
Masalah yang kerap menggoda manusia mulia adalah diciptakannya musuh bersama untuk menghancurkan niat baik yang kadang dianggap politis ada mau. Tak ayal mayoritas manusia gagal menghadapi aral yang sebenarnya adalah anak tangga menuju level berikutnya untuk menjadi manusia-manusia sepesial dimata Tuhannya.
Pandangan Awam Tentang Adzab dan Bala
Manusia awam kerap menyamakan arti adzab dan bala. Keduanya secara lahir bisa diartikan dengan siksaan maupun cobaan yang pedih? Walaupun kenyataannya sama-sama mengkhawatirkan, adzab dibuat hanya untuk mereka yang mengkafiri Nimat-Nya atau bahkan Kafir aqidah. Ayat Alquran tentang anjuran bersyukur yang kurang lebih memiliki arti demikian : Jika kalian bersyukur maka akan Aku pasti akan menambah (nikmat-nikmat itu) dan jika kalian meng kufuri nikmatku maka adzabKu sangat pedih. – adalah nyata tentang adzab kepada mereka yang mengkufuri segala nikmatnya, entah itu jasmani, rohani, atau nikmat titipan harta dan anak. Sedangkan bala adalah cobaan yang dikhususkan Tuhan kepada hamba-hambanya yang taat. Jangan pernah mencampuradukkan istilah adzab dengan bala sehingga menjadikan anda pede menilainya hanya dari satu sisi adzab saja dan tidak mengaggapnya sebagai bala. Seperti yang banyak ditanyakan teman penulis saat mengomentari tentang Tsunami Aceh: “mengapa daerah Islam kok di beri adzab yang sangan memedihkan???”.
Jelas sudah bahwa gempa bumi, banjir, kebakaran dan lain sebagainya yang diberikan Tuhan kepada mahkluknya mencakup adzab dan bala, jika yang diberi adalah manusia yang kufur nikmat maka itu adalah adzab yang diberikan secara cash di dunia ini seblum adzab yang lebih pedih di akherat kelak. Sebaliknya jika ujian itu diberikan kepada manusia-manusia yang taat maka itu adalah bala yang akan meninggikan derajat mereka, tergantung sampai mana kesabaran orang yang diuji bisa bertahan dengan ketaatannya.
Seandainya saja kita dapat mengambil ibroh (pelajaran=red) dari sejarah yang mendominasi pembahasan dalam alquran, pastinya manusia akan sadar bahwa kesabaran para nabi dan kekasihnya memang tidak memiliki batas. Dan Tuhan pun memberikan mereka balasan yang setimpal dengan apa yang mereka dapatkan dari ujian-ujian yang terus menghujani mereka. : Berilah kabar gembira kepada mereka yang bersabar – yaitu orang-orang yang ketika tertimpa musibah mereka menjawab Inna Lillahi Waiinna ilaihi Roojiuun. –al ayat.
The end
Related : alasan Mengapa Sabar tidak ada batasnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H