Mohon tunggu...
sayyed BikailaRobbi
sayyed BikailaRobbi Mohon Tunggu... Dosen -

- the Good die young\r\n\r\n\r\n La Haula Wala Quwwata illa Billah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dua Jam (Bercinta Denganmu)

19 Januari 2011   03:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:25 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1295406550846626029

[caption id="attachment_85634" align="alignnone" width="468" caption="Madinah RasuL"][/caption]

Dua Jam (Bercinta Denganmu) Lanjutan dari : Mengenangmu

Terjawab sudah teka-teki gelisah rindu yang kian menggelora, tatapannya semakin tajam membuatku tersipu malu dengan apa yang telah terjadi pasca perpisahan itu. Aku tahu engkau mengetahui segala sisi burukku selama ini, meski telah lama kita jauh, segala tentang rahasiamu membuatku semakin percaya akan keajaiban yang pasti terjadi di masa yang akan datang. kesibukan bukan pada tempatnya menyeretku berpaling jauh dari tuntunan kasih tulus yang pernah engkau ajarkan di asrama itu.

Dua jam lebih dalam ruang terbuka, suara-suara puisi cinta untuk sang terkasih menenangkankan suasana hati yang kerap kalap hingga menusuk telinga dan menuntun mulut kotorku dengan bait-bait prosa indah yang biasa kita kumandangkan pada malam penuh misteri. Kebersamaan membuatku tenang dan sedikit melupakan segala tentang kealpaan jiwa yang telah tercemari oleh segala hal yang memaksaku untuk terus melupakanmu.

Masih seperti dulu, engakau menawarkanku untuk kembali pada sebuah jalan yang pernah kita lalui bersama. Menanawarkanku pada sebuah kebersamaan yang sanggup menyelamatkan kita pada masa-masa kritis nanti. Menawarkan sebuah hakikat cinta yang telah aku abaikan begitu saja. Menawarkanku untuk terus menggapai maghligai-maghligai hakikat kasih sayang.

Aku sadar, betapapun singkatnya perjumpaan bersamamu, malam itu akan menjadi sebuah legenda yang senantiasa menyatukan kita pada hari dimana segala cinta dan pecinta akan merasa naif dan tidak berarti sama sekali selain cintaku pada sang terkasih. Hari dimana manusia merasa tertipu dengan setiap janji manis yang kerap membutakan nuraninya.

Terima kasih Tuhan, atas waktu dan kesempatan itu. Sungguh aku ingin selalu bersama dia dan para kekasihnya.

A unvisible love cant b read in tha followin site : http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/01/02/mengenangmu/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun