Sesat menyesatkan memang bukan wilayah manusia untuk bisa mengklaim sebuah kesalahan dan kebenaran sejati. entah ada apa dengan umat muslim yang saling menghalalkan darahnya hanya karena kebodohan-kebodohan kaum primitif para penikmat taklid buta. tag line kembali pada Alquran dan Assunnah hanya difahami dari teks terjemahan apa adanya.
mereka lupa bahwa kedua tonggak itu pun kembali kepada Ahlu dzikir -ulama- jika kita belum memahaminya.
Jalan menuju ma'rifatullah ternyata sebanyak nafas manusia, karenanya teori syariah adalah gambaran jalan raya (besar) dimana semua pemeluk Islam pasti mengimani dan mengamalkan 5 inti pilar Islam.
Berbeda dengan Thariqoh atau jalan kecil dimana setiap mahluk memiliki cara masing-masing. walaupun sebagian besar muslim hanya berhenti pada batasan 5 pilar inti yang memang fardlu ain.
Disisi lain sebagian dari mereka ada juga yang tidak puas hanya dengan ritual biasa -" Dan
tidaklah hamba-Ku senantiasa
mendekatkan diri kepadaku
dengan amal-amal sunnah sehingga au mencintainya. " HR. Al-Bukhari.
kelompok kedua inilah yang giat dengan pelbagi majlis dzikir Alquran, sholawat serta dzikir-dzikir yang sanggup membangunkan diri dari sisi kealpaan para pemuja dzikir lisan dan aksesoris label relegius.
Ketika kelompok pertama kerap sibuk bertukai mencari sisi buruk dan meyakini kesempurnaan dirinya, kelompok kedua malah sibuk dengan aibnya sendiri yang jelas dan melekat pada dirinya karena prinsip " jika ia masih merasa lebih baik dan suci dari para penikmat makasiat lahir, maka sisi riya -pamer- dan sombong yang sebenarnya masih tertanam dihatinya".
kesibukan introspeksi pada proses Tazkiyatun Nafs adalah awal dimana manusia harus sanggup menyeimbangkan hati dan fikirnnya untuk mengimplementasikan dua sisi sekaligus : khauf (takut) dan Roja (harapan).
khauf -takut akan semua amal baiknya tertolak, takut akan semua amalnya tidak diridhoi, takut pada kemtian yang suul khatimah- dan segala rasa takut yang sanggup menghidupkan makna Tidak ada daya upaya kecuali atas izinNya.
Roja- harapan atas diampuninya segala yang salah dan amalan yang tidak sempurna, harapan atas takdir baik yang berujung pada Khusnul Khotimahh. harapan yang tidak memutuskan pada sebuah kata putus asa. dan segala harapan yang telah diharapkan oleh Rasulullah.
Sunnah dan dzikir- dzikir yang menjadikan manusia paripurna seperti kriteria diatas sebagian telah jelas dijabarkan oleh Imam Nawawi Syiria dalam kitab Adzkar nya. baca dan selami maknanya. cari dan ikuti guru guru mulia yang kompeten dalam pengamalan Tazkiah nafs -pensucian jiwa-