Mohon tunggu...
sayyed BikailaRobbi
sayyed BikailaRobbi Mohon Tunggu... Dosen -

- the Good die young\r\n\r\n\r\n La Haula Wala Quwwata illa Billah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Curhatku padamu Muhammadku

21 Januari 2012   05:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:37 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_156764" align="aligncenter" width="480" caption="Sayyed EP"][/caption] Bikailarobbi.inc Muh……. Sebagian golongan mengecam apa yang telah Aku yakini. Mereka mengaggap ini semua adalah sebuah kesesatan hakiki. Cintanya telah padam seiring jasad yang tak lagi menggandeng  ruh untuk bisa bercengkrama bersama layaknya manusia biasa. Sementara engkau telah pergi menuju kehadirat sang maha pecinta. Aku disini merasakan hadirmu. Selalu enyebut namamumu  dan mengaggapmu layaknya seorang bapak yang selalu memanjakan anak-anaknya. Muhammad. Bukankah ini merupakan sebuah kenyataan bahwa aku sangat idak layak untuk bisa mendapaatkan syafaatmu kelak di hari itu. Lalu, apa yang bisa ku harapkan selain uluran tanganmu untuk bisa menghadapi dzat yang mengetahui segala sisi burukku selama ini. Muhammad. Aku  yakin dirimu sanggup  menembus batas ruang dan waktu untuk terus bisa menemui para kekasihmu di alam fana ini. dan jika mereka tidak sanggup lagi  berjumpa denganmu sebelum saat nanti bertemu disana, maka sebenarnya tabir hijab itu sangat tipis terkukung oleh ambisi-ambisi sementara yang kerap mengoyakkan kesetabilan mengikuti alur hidupmu. Sepertinya setiap manusia merasa bahagia dengan sosok sejatimu. Tapi mengapa sebagain dari mereka begitu tega melukai hatimu, menafikan keluargamu, megecam ayah dan ibumu. Bahkan hendak mengeluarkanmu dari Qubbatul Hadro hanya karena posisi rumah  Aisyah R.a sekarang telah masuk dalam  bagian Masjid.  Betapa kejamnya mulut dan pemikiran sempit yang membuat mereka buta akan sejarah dimana rumah Aisyah kala itu. Muhammad. Umatmu kini telah bercerai-berai lebih dari apa yang pernah engkau prediksikan dulu.  Bagaimana  dengan  keselamatan yang katanya hanya milik satu golongan saja, sementara   mayoritas umatmu   meyakini itu adalah final.   Apakah fanatisme memang harus terjadi disini. Bagaimana dengan klaim-klaim Salafi, Sufi, Syi’ie, Ahmadi, Sok Sunni. Layaknya anak kecil yang merebutkan mainan. Mereka  semua mengaku paling benar diantara yang lainnya. Muhammad… salam Ta’dzimku untuk ruh dan jasadmu disana. Di negri Tiebah nan damai dan penuh dengan keharuman. Dari sang Pendosa sejati Sayyyed Muhhammad EP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun