Mohon tunggu...
sayyed BikailaRobbi
sayyed BikailaRobbi Mohon Tunggu... Dosen -

- the Good die young\r\n\r\n\r\n La Haula Wala Quwwata illa Billah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perbedaan Pahala Orang Kota dan Pedalaman?!

20 Desember 2011   06:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:00 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_150051" align="alignnone" width="399" caption="Penantian "][/caption]

Perbedaan Pahala Orang Kota Dan Pedalaman!

Sayyed EP BikaiLaRobbi.Corp Ayep2pac

Al’ajru biqodri ta’ab, alias Imbalan atas pahala tergantung kadar kesulitan yang kita hadapi. Qoidah ushul fiqih ini memang tidak sepenuhnya berlaku, karena disisi lain ada beberapa kasus yang menjelaskan bahwa sesuatu yang ringan malah lebih utama daripada yang berat. Bahkanpahala sunnah bisa mengalahkan pahala wajib, seperti mendahului untuk mengucapkan salam ( sunnah) dari pada menjawab salam (wajib), membebaskan hutang (sunnah) dari pada menagih hutang kepada orang lain yg ( memmang wajib di bayar). Melaksanakan sholat duha 8 rakaat lebih utama daripada 12 rakaat , memberi hutang lebih utama dari pada bersedekah ( karena umumnyaorang yanginginhutang dalam keadaan hajat yang sangat penting dari pada shodaqoh yang belum tentu bermanfaat).

Ibadah mahdoh adalah sebuah ritual yang murni karena Tuhan, tapi bagaimana mungkin seseorang bisa memurnikannya tanpa harus ada embel-embel lain yang bisa merusak pahala ibada itu. Sungguh sebuah taklif (beban) yang memang sekilas tidak akan bisa di kerjakan oleh manusia yang selalu tergoda oleh bidadari, surga, kebahagiaan serta nama baik, berupa predikat Soleh/solehah antar sesama.

Apakah ini berlawanan dengan banyak ayat alqur’an maupun keterangan hadis yang menjajikan balasan-balasan kebaiakan kepada mereka yang menuruti perintah Tuhannya. Banyak ayat maupun hadis yang sangat jelas menawarkan surga dan kebahagian hakiki, sebaliknya, sang Rasul Muhammad PBUH pun mengakui bahwa dirinya tidak akan bisa masuk surga kalo hanya mengandalkan amal baiknya saja. Hal ini membuat sahabat-sahabat nabi merasa aneh dan penasarann. “ bagaimana dengan kami ya Rasulallah? Jika anda sang kekasih Allah saja tidak bisa masuk sorga karena amalnya!!? Nabi menjawab : ya, amalan kita tidak dapat memasukkan kita ke surga, karena sesungguhnya:hanya belas kasihan Tuhan saja yang dapat memasukkan kita ke dalam surganya.

Bingung? Harus bingung dulu, tapi memang jika kita meresapii setiap nikmat yang telah diberikan percuma kepada kita. Cukup nikmat akal/ pandangan mata saja. Apakah bisa dibandingkan dengan amalan ibadah yang sering ngawur, tidak khusuk dan lain sebagainya. Jika satu nikmat indra saja tidak dapat terbalas dengan ketekunan beribadah, trus bagaimana dengan nikmat-nikmat lainnya yang tak terhingga? Apa masih berani hitung-hitungan dengan Tuhan?

Jelas sudah apa arti amalan dan ibadah kita kalo memang tidak dapat menjaga dari siksa neraka. Karenanya Surga dan nikmat-nikmat lainnya, baik di dunia dan akhirat hanyalah FREE GIFT dari sang maha kuasa. Adapun kadar kenikmatan hadiyah itu nanti dihitung sesuai dengan kadar ketakwaan dalam beribadah dan menjalani kehidupan dunia, dan ini tidak bisa di ketahui hanya oleh DIA.

Bagaimana dengan nikmat yang di rasakan oleh orang-orang yang Kufur kepadanya? Jangan salah sangka bahwa semua nikmat adalah nikmat yang sesungguhnya. Karena nikmat yang diberikan kepada para pembangkang merupakan ujian tersendiri yang akan memberatkan mereka kelak dihari pembalasan, nikmat seperti itu adalah ISTIDRAJ.

Pahala Orang Kota dan Pedalaman

Ada apa dengan orang Kota dan Pedalaman? Sudah jamak dimaklumi bahwa kehidupan kota lebih menantang. Segala bentuk pembangkangan terhadap hukum Tuhan terbuka lebar mengangah di depan mata. karenanya barang siapa yang bisa bersabar dan mampu menghandle dirinya dari godaan yang ada, maka orang tersebut pasti mendapat imbalan yang lebih dan sebanding dengan pahitnya perlawanan terhadap keadaan yang ada. Bandingkan dengan ibadahnya orang kampung yang tenang dan damai tanpa ada hiruk pikuk pembangkangan-pembangkanan yang terlihat di sekitar mereka.

Akhirnya,bersabar dan tahan agresifitas ego yang kerap menghujam, berbuat baiklah semampu kalian, usah mengharap keindahan-keindahan belum saatnya.

Cirebon20 122011- 2nd floor of G unit Dorm. Building nine.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun