H Ayep Zaki dalam teknis pengimplementasian impiannya menyandarkan pelaksanaannya menurut kebutuhan situasional yang sedang berkembang sehingga pergerakan FKDB akan selalu mengikuti trend zaman yang sedang bergulir dengan segala dinamikanya.Â
Berikut pokok-pokok Fase utama pergerakan FKDB dalam 14 tahun: Tahun 2005 - Tahun 2009, Fase Assessment dan PemetaanÂ
1. Survei ke berbagai daerah yang dinilai prospektif untuk pengembangan usaha, diawali dengan berdirinya penggilingan padi di Sukabumi Jawa Barat
2. Melakukan pengembangan berbagai titik usaha sesuai dengan kompetensi dasar pengelolanya
3. Menanam modal usaha di berbagai lapangan pekerjaan
4. Merencanakan kaderisasi
5. Berdirinya beberapa UMKM awal di Karibaja (Kalimantan, Riau, Batam, Jawa)
Tahun 2009 -Tahun 2012, Fase Implementasi Dwi Program (Ekonomi dan Pendidikan)
1. Terbentuknya unit usaha sebanyak 258 UMKM di sebaran Karibaja
2. Permodalan yang dikelola dengan satu manajemen
3. Pendirian koperasi-koperasi untuk menopang kegiatan ekonomi
4. Berdirinya Yayasan Pembina Pendidikan Doa Bangsa sebagai wahana pergerakan Pendidikan yang berbadan hukum
5. Berdirinya SMK Doa Bangsa
6. Berdirinya PAUD DOA BANGSA
7. Berdirinya Asrama LKP Doa BangsaÂ
Tahun 2013 - 2017, Fase Pembelajaran HukumÂ
1. Pembenahan Manajemen YPPDB
2. Revitalisasi UMKM menjadi 152 Unit Usaha
3. Pendirian perkumpulan Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB)
4. Berdirinya 22 Lembaga Pendidikan, termasuk SMP dan SMA Doa bangsa
5. Pendirian 10 DPD dan 63 DPC
6. Memantapkan giat Dwi Program FKDBÂ
Update akhir Tahun 2018Â
1. Revitalisasi UMKM menjadi 244 unit usaha di 28 provinsi
2. Membangun sinergitas antar Lembaga baik pemerintah maupun swasta
3. Pembenahan manajemen 22 satuan pendidikan dan pengembangan
Empat Belas Tahun FKDB berupaya memperpendek jarak antara Impian dan Kenyataan dalam ruang dan Waktu yang Allah ciptakan ini. Waktu empat belas tahun ini akan menjadi pijakan pergerakan bagi FKDB dalam amanah kompetisi Fastabiqul Khairat (Berlomba-lombalah dalam hal kebaikan) ini. Sungguh suatu upaya yang membutuhkan generasi untuk estafet perjuangan.Â
Dengan Pengalaman ini, FKDB menyadari bahwa Kemakmuran dan Kesejahteraan hanyalah satu kenyataan sosial budaya yang hanya bisa terwujud bila pentas Kemiskinan dan Kebodohan ini bisa dientaskan secara tuntas dan lazimnya sebuah negara maju.Â