Mohon tunggu...
AHMAD MU'AZATUL HUZAERI
AHMAD MU'AZATUL HUZAERI Mohon Tunggu... MAHASISWA -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berpendidikan Belum Tentu Berakhlak Baik

30 Maret 2016   12:16 Diperbarui: 31 Maret 2016   14:42 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Berpendidikan. metroasahan.com "][/caption] Kali ini kita akan membicarakan tentang orang – orang yang berpendidikan yang tinggi dalam arti bersekolah tinggi tetapi belum tentu mencerminkan akhlak yang baik.

Berpendidikan dapat di artikan sebagai manusia yang telah berkembang kemampuan intelektualnya karena faktor pendidikan, (www.lontarmadura.com)  dan pendidikan sendiri artinya usaha sadar  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang di perlukan dirinya dan masyarakat, (raflengerungan-wordpress.com).

Sedangkan berakhlak baik maksudnya disini adalah tingkah laku seseorang yang di dorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik, (wikipedia.org).

Dari beberapa penjelasan di atas, jika seseorang yang berpendidikan memiliki akhlak baik, maka seseorang tersebut dapat dikatakan sebagai manusia yang berkarakter baik, tetapi pada faktanya masih banyak seseorang yang belum sepenuhnya berakhlak walaupun memiliki pendidikan yang tinggi.

Seperti yang sering kita temui di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat, kita ambil salah satu kasus di dalam lingkungan sekolah, seperti masih banyak guru – guru yang kurang disiplin dan lain sebagainya. yang lebih patal lagi kasus seorang guru agama di salah satu sekolah dasar yang berada di lombok barat, yang berinisial MK berumur 57 tahun dan korban berinisial PT berumur 9 tahun. MK melakukan perbuatan kejinya di dalam ruang kelas dan di depan siswa – siswinya, tidak hanya satu korban saja, melainkan masih ada dua korban lagi. Tindakan MK di ketahui oleh aparat terkait setelah korban (PT) sudah menceritakan kejadian tersebut pada orang tua mereka.

Waaahhhhh...!!! sangat menyedihkan sekali akhlak yang dimiliki guru agama tersebut. Sebagai guru agama seharusnya memberi contoh yang sangat baik pada siswa-siswinya, mendengarkan kasus di atas membuat kita naik darah..

Masih banyak juga kasus – kasus yang lain. Saran dari saya untuk semua masyarakat dan guru – guru yang berpendidikan, jadilah orang yang bertanggung jawab di bidang sendiri, ingatlah tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali amal kebaikan, didiklah siswa –siswi atau anak – anak kita dengan baik agar berguna bagi bangsa dan negara, nafsu merajalela hanya sementara, amal kebaikan untuk selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun