"Never mind, never mind, ne-ver mind. Never mind!" gumamku dalam hati, nampak kecut bibir ini.
Lupakan yang tadi. Aku minta lupakan kejadian tadi. Lupakan saja. Mudah bukan untuk melupakan dibandingkan mengingat?
Saatnya duduk-duduk selonjoran, tumpang kaki di atas meja, seakan raja, seakan sekretaris jenderal yang lepas tugas, seakan penulis pensiun yang tinggal memetik hasil dari tulisannya, seakan apa lagi? Kini, tak ada yang dapat dituliskan, tak ada yang dapat dibaca, tak ada soal sudah pasti tak harus ada jawaban, bukan? Cobalah tebak, aku siapa?
Jangan dibikin pusing, wahai pembaca. Bila kau belum dapat menebak siapa aku ini.
...
> Bersambung ...
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H