Self-efficacy dapat berpengaruh besar pada hasil belajar individu. Seseorang dengan tingkat self-efficacy yang tinggi cenderung lebih bermotivasi dan bersemangat untuk mencapai nilai yang tinggi, sedangkan individu dengan tingkat self-efficacy yang rendah cenderung meninggalkan tanggung jawab mereka dan menjadi pesimis tentang hasil pembelajaran mereka. Menurut Bloom (dalam Rusmono 2017:8), hasil belajar mencakup perubahan perilaku dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Djabba & Ilmi, 2022).Â
Self-efficacy dan self-esteem merupakan dua faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar individual. Self-efficacy merujuk pada keyakinan individu terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan tugas tertentu, sementara self-esteem adalah evaluasi positif atau negatif terhadap diri sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prestasi belajar; semakin tinggi self-efficacy dan self-esteem, semakin baik hasil belajar seseorang.Â
Pengalaman pemenuhan kinerja (mastery experiences), pengamatan keberhasilan orang lain (social modeling), persuasi (bujukan) verbal (social persuasion), dan umpan balik psikologis (psychological response) adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan self-efficacy. Semua faktor ini juga dapat mempengaruhi tingkat tinggi atau rendahnya self-efficacy (Lianto, 2019; Majidah, Hairida, 2013).
Lain halnya dengan self esteem. Harga diri (self esteem) sering dianggap sebagai kebutuhan dasar manusia. Ada dua keuntungan dari memiliki harga diri yang tinggi (Menurut Virgil, 2013):
(1) memfasilitasi pertukaran informasi antara seseorang dan lingkungannya; dan (2) berfungsi sebagai alat perlindungan yang melindungi seseorang dari situasi buruk, seperti penolakan sosial dan kegagalan. Perlakuan yang adil, kesempatan untuk aktif, dan mendidik yang baik dapat membuat individu memiliki self-esteem yang tinggi.Â
Dalam keterkaitannya dengan ketercapaian hasil belajar, self esteem memiliki pengaruh dalam meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri, yang pada gilirannya berkontribusi pada prestasi akademik yang lebih baik. Pun ketika individu memiliki keyakinan pada self-efficacy (Majidah, Hairida, 2013), individu cenderung lebih mungkin melakukan aktivitas yang mereka percaya dapat mereka lakukan daripada melakukan tugas yang mereka rasa tidak dapat mereka selesaikan. Prochaska dan Velicer dalam Barre dan Padmaga (2012:2) menyatakan orang dengan tingkat self-efficacy yang tinggi memiliki harapan untuk sukses dan akan berkomitmen untuk mencapai tujuan sampai tugas diselesaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H