Mohon tunggu...
Zulkarnain El-Madury
Zulkarnain El-Madury Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menganut Theologi Anti Paganisme/Syirik.\r\nTauhid adalah pahamku\r\nSyariat adalah hukumku\r\nAllah adalah Tuhanku\r\nMuhammad adalah Metode (manhaj)hidupku

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penciptaan Tuhan Oleh Pemuja Filsafat

27 Desember 2011   22:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:40 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalaluddin Ar-Rumi: “Aku seorang muslim, tapi aku juga seorang Nashrani, Brahmawi, dan Zaradasyti. Bagiku, tempat ibadah adalah sama… masjid, gereja, atau tempat berhala-berhala.”

Filsafat lahir dari sebuah retorika sufistik masyarakat sufi di jamannya mitologi ibnu arabi, Al Hallaj dan Tinjani yang  melahirkan mitos kultus anak anak manusia yang sejajar  dengan tuhan, baik melalui proses penjelmaan tuhan dalam dimensi manusia dan dunianya, juga bisa melebur dalam raga binatang binatang tertentu sebagaimana banyak di agendakan oleh para filosof pemburu tuhan ala konsep manusia, atau tuhan tuhan yang selalu hadir dalam raga manusia, dengan metode inkarnasi  (turun temurun) pada anak anak manusia sebagaimana kebangkitan Yunani kuno dengan segala mitos kultusnya. Manifesto ketuhanan dalam dunia Filsafat lebih menggambarkan daya hayal imajener atau bayangan bayangan  semu yang hadir, baik sadar atau tidak dengan tujuan bisa menandingi agama.

Filsafat bisa memiliki latar belakang sejarah berkesinambungan dari sebuah budaya yang muncul dalam peradaban Yunani kuno. Karena sebab banyak musafir yunani masuk Islam di jaman keemasan Islam, bukan tidak mungkin terdapat kesengajaan pengembara yunani, merobah haluan Islam sesuai kemauan alam pikiran Yunani yang secara genetika menyebutkan bangsanya adalah "bangsa  para dewa". Pengaruh alam yunani kono tersebut menyebar dan mencengkram agama agama buatan Tuhan, seperti Islam dan Kristen. Dalam pengembaraanya sebagai "bangsa dewa" , mencoba infilterisasi terhadap dogma agama, sehingga membelah agama itu sendiri seolah menjadi "Sumber Filsafat". Padahal akibat konstruksi budaya asing yang menyesatkan ajaran agama.

Dalam sisi lain filsafat menyebut tabu kalangan pemuja tuhan menurut aturan agama, karena dogma agama tidak lebih dari sebuah bius yang bisa meracuni pemeluknya dengan retorika agama yang digambarkan sebagai ajaran Tuhan. Sikap kalangan filosof yang melahirkan filsafat, sebenarnya adalah produk sufistik yang dilahirkan kalangan sufi dari sebab benturan antara ajaran agama dengan para pemuja akal yang secara elastis menciptakan tuhan tuhan tandingan yang tertumpu pada kemampuan akal yang tidak mampu memikirkan tentang keberadaan tuhan. Filsafat itu sendiri juga merupakan hasil kesimpulan kebijakan akal terhadap ketidak mampuan akal menembus dogma agama.

Akibat akal dibiarkan liar menembus Blokade  atau batas batas pemikiran, dan membiarkan akal merambat alam tuhan sesuka hati, lahir kesimpulan berupa fiksi pemikiran tentang tuhan, diantaranya :

Al-Hallaj: “Kemudian Dia (Allah) menampakkan diri kepada makhluk-Nya dalam bentuk orang makan dan minum.” (Dinukil dari Firaq Al-Mua’shirah, karya Dr. Ghalib bin ‘Ali Iwaji, 2/600)

Ibnu ‘Arabi,: “Seorang hamba adalah Rabb dan Rabb adalah hamba. Duhai kiranya, siapakah yang diberi kewajiban beramal? Jika engkau katakan hamba, maka ia adalah Rabb. Atau engkau katakan Rabb, kalau begitu siapa yang diberi kewajiban?” (Al-Futuhat Al-Makkiyyah dinukil dari Firaq Al-Mu’ashirah, hal. 601)

Muhammad Sayyid At-Tijani (PENDIRI THORIQAH TINJANIYAH) :“Aku melihat Rabbku dalam bentuk seorang pemuda.”

(Jawahirul Ma’ani, karya ‘Ali Harazim, 1/197, dinukil dari Firaq Mu’ashirah, hal. 615)

Ibnu ‘Arabi :“Sesungguhnya seseorang ketika menyetubuhi istrinya tidak lain (ketika itu) ia menyetubuhi Allah!” (Fushushul Hikam).

Nah akhirnya: dari untaian untaian perkataan itulah, banyak kalangan pelajar tertarik mempelajari ucapan ucapan mereka, lalu dijadikan patokan merumuskan filsafat dengan disiplin ilmunya, tentunya atas dasar dasar kebebasan berpikir tanpa dibatasi oleh ruang gerak guna melacak keberadaan tuhan atau guna menciptakan "tuhan" yang bebas dari aturan. Filsafat itu sendiri memang merupakan kemampuan berandai andai dan berangan belaka, dengan suatu target bisa menuju distinasi penemuan sekitar wilayah tentang eksistensi, meliputi tuhan dan wilayahnya.) Sekalipun standar filsafat tak harus agama, tetapi dalam prakteknya, justru agama yang menjadi sasaran filsafat. Maka tidak boleh tidak filsafat menjadi pilihan untuk mendobrak dogma dan doktrin agama, dengan menempatkan filsafat sebagai dogma dan doktrin dalam menetapkan agama dan tuhan…….

Penjisiman tuhan oleh manusia telah melahirkan konsep konsep ajaran tentang tuhan dengan menabrak pemikiran antara qadim dan hadist (dahulu kala , tanpa permulaan dan sesuatu yang baru, yaitu makhluq). Penjisiman tuhan sama halnya dengan kebaradaan yunani kuno yang menempatkan anak anak manusia sebagai putra dewa. Kini konsep penjelmaan tuhan atau tetesan tuhan banyak mempengaruhi alam agama, sehingga melahirkan mitos kultus tentang "anak  manusia sebagai tuhan ".

Mendasari Filsafat dan penjabarannya, berjalan tanpa batas. Para pengais ilmu bila melalui lorong filsafat, sama halnya dengan menggunakan retorika berpikir sambil mengedapankan kemampuan mengolah akal, dan kebijakan kebijakan yang ditetapkan oleh akal itu sendiri. Bila harus menerebos batas pemikiran, menterjemahkan kepiawaan akal, maka dalam hal ini akan menghasilkan semacam novel yang menggambarkan sebuah cerita misteri, seperti penciptaan tuhan dalam angan angan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun