Dialog Al-Quran menggambarkan sebuah kedaan klaim masing masing kelompok di Jaman sebelum dan ketika Mesehi, bahwa ada dua kelompok umat berebut predikat umat terpantas sebagai anak cucu Ibrahim. Terlebih sejarah manusia tidak secara jelas menyatakan bahwa Ibrahim itu adalah bapak kaum tertentu, demikian yang lainya juga mengklaim, bahwa mereka paling berhak memiliki nasab Ibrahim. Dialognya bisa dibaca dalam sebuah ayat.
IBRAHIM BUKAN SEORANG YAHUDI DAN BUKAN (PULA) SEORANG NASRANI, AKAN TETAPI DIA ADALAH SEORANG YANG LURUS LAGI BERSERAH DIRI (KEPADA ALLAH) DAN SEKALI-KALI BUKANLAH DIA TERMASUK GOLONGAN ORANG-ORANG MUSYRIK.(Ali Imran 67).
Kedudukan Ibrahim sangat jelas bahwa Ibrahim bukan bapak Yahudi atau Nashrani, tetapi Ibrahim adalah bapak agama Hanif, dan anti paganisme. Ibrahim menjadi seorang Nabi dan Imam besar dari ajaran tauhid (Transendental uluhiyah), bukan bapak paganis yang melahirkan konsep konsep berhala atau penuhanan manusia. Ibrahim mengemban tugas Allah dengan konsep dakwah pada ritulitas sakral yang berakar pada ajaran Tauhid, hanya mengakui Allah Esa, tanpa sekutu tuhan atau kekuatan lain-Nya.
Konsep Tauhid adalah landasan dakwah Ibrahim kepada kaumnya, berisi ajakan meninggalkansegala prilaku syirik (pganisme), mentauhidkan Allah dalam segala ibadahnya dan hanya tunduk patuh pada SUHUF (lembaran suci) yang diberikan Allah kepadanya. Bila sejarah kemudian menuai bencana, sehingga Identitas ibrahim menjadi terbatas oleh wilayah kaumiyah, itu tentu karena faktor klaim yang muncul oleh akibat fentalasi sejarah tidak terbuka untuk Yahudi dan nashrani. Meskipun dalam satu sisi sejarah menuangkan saling klaim yang membekukan risalah Ibrahim menjadi bersifat kekauman bukan kebangsaan atau bangsa Dunia.
Yang jelas Ibrahim tidak mengusung agama selain Islam, dan mendasarkan agamanya diatas jalan tauhid, bukan syirik atau paganis. Sebagaimana al-quran menerangkan:
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya´qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk AGAMA ISLAM”.(albaqarah 132). Adakah selain Islam yang dibawa Ibrahim, jawabnya tidak ada ....Karena hanya Islamlah yang membentangkan agama tauhid (monotheisme).
Pembelaan Islam terhadap Ibrahim tidak sekedar menyatakan bahwa dirinya “Bukan Bapak Yahudi dan Nshrani”, tetapi Al-Quran memposisikan Ibrahim sebagai nabi Allah dan Imam manusia
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "SESUNGGUHNYA AKU AKAN MENJADIKANMU IMAM BAGI SELURUH MANUSIA". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim" (kaum pagan). (Al Baqarah : 124.) Ini adalah bukti bahwa Ibrahim tidak mengajarkan bentuk bentuk paganisme atau ketuhanan ganda yang menjauhkan manusia dari akal sehat. Tetapi Ibrahim adalah Bapak dan Imam Monotheis dengan konsep transendental uluhiyah, hanya mengakui SATU TUHAN dan tidak BANYAK TUHAN.
Sebagai Imam dunia, Ibrahim banyak diklaim oleh bangsa bangsa dan agama, dengan menasabkan diri, bahwa mereka keturunan Ibrahim, padahalhanya sebuah imajiner kaum hepokrat belaka, yang bermimpi bahwa ibrahim adalah bapak besar mereka. Tidaklah demikian halnya dengan Islam tidak pernah mebuat klaim klaim yang tidak ilmiah, karena Al-Quran bukan kitab “Silsilah Keturunan” atau nasab anak anak manusia. Itulah sebabnya Al-Quran hanya menyatakan tugas tugas para nabi mengapa mereka hadir didunia.
Sebagai Imam dan pemimpin agama Tawhid, Ibrahim telah mewariskan estafet tugas kenabian kepada para nabi nabi sesudahnya, bahwa tugas mereka adalah membimbing manusia ke jalan tuhan, Lintas sejarah ibrahim lewat Ismail dan Ishak telah menempatkan para nabi sesudahnya berada pada garis tawhid yang anti paganisme. Ibrahim sebagai suri teladan manusia dan bapak monotheis, menetapkan dasar dasar kehidupan manusia diatas jalan “ SATU TUHAN” tanpa ada tanda koma, yang ekornya merupakan refleksi dari kesalahan pendapat, bahwa SATU itu sama dengan TIGA atau sebaliknya, tidaklah demikian Karena konsep Tauhid tidak menggunakan feeling matematika yang salah, yang mengasaskan ketuhanan berdasarkan rumor metematik yang delematis.
Ibrahim datang di dunia, tampil sebagai contoh anak anaknya untuk tidak mensejajarkan Allah dengan manusia atau punya keyakinan tentang “penjelmaan”. Sebab dalam konsep Islam, tidak pernah ada ajaran jelma menjelma yang bercerita tentang adanya anak ayam menjelma menjadi gajah, anak tikus menjelma jadi anak Disosaurus atau anak manusia menjelama jadi anak kingkong, apalagi kemudian ada feeling tentang tuhan dengan ILMU MISTIK TOGEL (6=9, coba perhatikan bentuk angka Enam itu, mirip kalau dibalik jadi sembilan) disebut menjelma jadi anak manusia, itu sudah pada taraf analisis error, tidak sejalan dengan alam manusia dan sejarahnya yang hingga kini mempertahankan adat kehidupan manusia bukan fenomena tuhan, kecuali legenda ketuhanan yang menjadi kisah fiktif dalam dunia dewa dewi.
Untuk itulah kehadiran Ibrahim telah menjadi titian sejarah ketuhanan yang menolak gagasan “Manusia Tuhan”.
SESUNGGUHNYA IBRAHIM ADALAH SEORANG IMAM YANG DAPAT DIJADIKAN TELADAN LAGI PATUH KEPADA ALLAH DAN HANIF. DAN SEKALI-KALI BUKANLAH DIA TERMASUK ORANG-ORANG YANG MEMPERSEKUTUKAN (TUHAN),( An Nahl : 120)
Maknanya Ibrahim itu tidak menyukai paganisme dalam segala bentuknya.
“HAI AHLI KITAB, MENGAPA KAMU BANTAH MEMBANTAH TENTANG HAL IBRAHIM, PADAHAL TAURAT DAN INJIL TIDAK DITURUNKAN MELAINKAN SESUDAH IBRAHIM. APAKAH KAMU TIDAK BERPIKIR?” (Ali Imran : 65)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H