Mohon tunggu...
Zulkarnain El-Madury
Zulkarnain El-Madury Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menganut Theologi Anti Paganisme/Syirik.\r\nTauhid adalah pahamku\r\nSyariat adalah hukumku\r\nAllah adalah Tuhanku\r\nMuhammad adalah Metode (manhaj)hidupku

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ambruknya 4 Lembaga Survey dalam Pilkada Jakarta

12 Juli 2012   10:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:02 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Fakta membuktikan kalau lembaga survey memang tidak kredibel dan tidak netral, syarat dengan kepentingan politik, bahkan ikut dalam permainan politik. Memang memalukan dan memilukan, pasalnya Lembaga Survey jauh sebelum Pilkada Jakarta dilaksanakan, fokus memenangkan Pasangan Fausi Bowo Dan Nahrawi. Tak ketinggalan banyak stasiun TV lebih melamakan masa tayangan Iklan Fauzi Bowo dan Nachrawi. Ini mencerminkan kalau Lembaga Survey yang seharusnya bermental Satria, justru bermental preman, condong bermuka manis kepada calon calon menebalkan koceknya.

Fakta membuktikan kalau Fauzi Bowo menjadi kuda terbang megalahkan kandidat lainnya menurut hasil survey, ternyata terbukti sayapnya patah untuk bisa mengejar ketinggalan angka , mengejar lawan politiknya Jokwi dan A Hoc. Ada apa dengan lembaga Survey , sehingga harus tergiur , ikut ikutan mengelabui masyarakat Jakarta. Sudah terlalu bodohkah masyarakat Jakarta, sehingga terkesan Lembaga survey turut andil dalam kampanye terselubung “memenangkan calon yang diunggulkannya, tanpa melihat dengan mata hati, bahwa yang digiring adalah manusia yang berakal, bukan robot yang mudah teripnotis oleh remot kontrol pasangannya.

Ini menunjukkan kalau Lembaga Survey itu bisa di beli dengan “Uang”. Uang adalah tuhan bagi hawa nafsu, sehingga lebih berkuasa merobah bentuk manusia yang jujur, menjadi manusia fujur (hina) . Dari manusia yang bijaksana bisa menjadi manusia yang penuh dusta, dan bertujuan menggiring masyarakat Jakarta terlena dalam kedustaan lembaga Survey. Sebab lembaga survey sendiri telah menjadi panggung kampanye dalam memenangkan calon pilihannya. Lalu atas dasar apa….”kalau bukang Uang apalagi yang bisa menjadi dasar penelitian lembaga Survey tersebut” ?, akhirnya kan masalah perut juga yang harus diisi. Mereka butuh makan juga, maklum manusia yang relatif dan mudah berobah, seperti layaknya bonglong .



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun