Mohon tunggu...
Zulkarnain El-Madury
Zulkarnain El-Madury Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menganut Theologi Anti Paganisme/Syirik.\r\nTauhid adalah pahamku\r\nSyariat adalah hukumku\r\nAllah adalah Tuhanku\r\nMuhammad adalah Metode (manhaj)hidupku

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aksi Teror Pemerintah Mengalihkan Issu Sensitif Korupsi

16 Februari 2011   08:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:33 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padegelang bergolak, tawuran pro dan kontra Ahmadiyah tiba tiba muncul menjadi berita halam depan semua surat kabar Ibukota. Pro ahmadiyah seperti teroganiser, berkomentar negatif sikap lawan gumolnya. Menyatakan ketidak puasan terhadap pemerintah, menyatakan kekuan depag. dan menuding kelemahan MUI tidak akomudatif. Corong corong pluralis menumpahkan kekesalanya terhadap berbagai pihak yang dituduh mensponsori gerakan penyerangan terhadap Ahmadiyah.

Temanggung (bekas penangkapan penembakan teroris oleh Densus 88), bergolak lagi, kini issunya bukan teroris, tetapi Saksi Yahova. Tidak terlalu lama kejadiannya dari Banten itu, muncul lagi masalah kekerasan korbannya adalah saksi Yahova, yang awalnya bertolak dari penistaan agama. Penangkapan dilakukan oleh Polri terhadap para tertuduh pelaku kerusuhan.

Setelah itu di Pasuruan Jawa Timur muncul masalah Syi’ah (Yapi), tiba tiba sekelompok Orang menyerang pesantren Ma’ahadul Islam milik syi’ah, memang tidak ada korban meninggal, hanya luka luka dan gedung gedung yang pecah kacanya. Sebab kejadian berantai seperti ini tidak akan mungkin jadi dengan sendirinya, melainkan pasti terdapat pemicu munculnya masalah.

Negara kita kalau masuk katagore Negeri para bedebah, tidak sulit menggagas munculnya sebuah masalah, terutama saat saat genting menimpa pemerintahan, seperti kasus Korupsi yang melibatkan pejabat pejabat teras yang berkepentingan dengan pengalihan Isu, bukan tidak mungkin rencana matang itu sudah dibuat jauh sebelum diletupkan. Persoalan kecil bagi pemerintah dengan perangkas jeniusnya, kalau hanya ingin memunculkan ketegangan di berbagai daerah, cukup dengan menggunakan perangkat khusus kekuasaan, mengorbankan anak anak bangsa yang tidak terdidik dan di pasung dalam kekuatan paternalistik, melahirkan kelompok kelompok sempalan beraliran keras tidak bersimpatik, membangun opini buruk terhadap suatu kelompok dengan perangkat perangkat yang di buat untuk kepentingan melanggengkan kekuasaan pemerintah untuk tetap Eksis penguasa Indonesia.

Kasus Pemerintah Yang belum tuntas, kasus Perpajakan/Gayus yang melibatkan sistem dan pejabat dan Perusahan, Kasus Century , kasus kasus Korupsi lainnya, rencana Panja, pansus, angket DPR ,  penangkapan sejumlah anggota DPR, tududuhan lintas agama dengan kebohongan pemerintah merupakan pemicul labilitas negara kian parah. Tidak pada penekanan untuk menyadarkan pemerintah, tetapi mengobarkan semangat pemerintah untuk tetap bertahan dengan sikap antipasipasi pemerintah melalui pintu pintu yang memungkinkan konsetrasi bangsa menjadi terpecah. Salah satunya adalah memunculkan Isu SARA.

Karena masalah agama adalah masalah krusial, tidak ada jalan lain bagi pemrintah, selain memperdagangkan agama sebagai benteng terakhir pemerintah mengalihkan Isus isu nasional, terutama Isu isu Korupsi yang melibatkan banyak pejabat, misalnya Wakil presiden dan kemungkinan keterlibatan Presiden dalam kasus tersebut. Ini bukan tuduhan tanpa fakta, melainkan tuduhan berdasar mengacu pada status presiden sebagai pemimpin tertinggi direpublik ini. Tidak mungkin sebuah kasus korupsi dalam sebuah depertemen itu tanpa sepengetahuan presisden, misalnya penyalahgunaaan uang pajak oleh pejabat pajak, sehingga nilai pajak yang masuk kas negara, tidak seimbang dengan pembayar pajak, apa selama pemerintahan Presiden tidak tahu ?....apa memang presiden hanya kerjanya tidur, tidak pernah tahu masalah yang menimpa kaki tangannya, sehingga dengan mudah orang orang kepercayaannya menggunakan kesempatan itu, mengerut uang negara ?.

Berlindung dibalik isu agama (SARA), merupakan cara yang mungkin di pandang tepat oleh pemerintah. Selain karen agama itu menyangkut keyakinan Publik yang kental dengan fanatisme, maka hasilnya dipastikan akan berdampak pada sendi sendi negara, sehingga goncang seluruh intansi yang ada. Mulai dari LEMBAGA SOSIAL, HAM, LSM dan para petualang berwajah ganda, penjilat kekuasaan. Sebab mereka juga punya kepentingan bersama, mencari cela popularitas, dengan menggadaikan agama.

Lebih lucu lagi mereka yang pernah tidak setuju dengan SBY, turut serta berbicara lantang, “seolah tidak terima kalau lambang kekuasan negara dihina”. Menurutnya “Ucapan pengacara FPI yang mau mentunisiakan Indonesia itu merupakan penghinaan dan pelecehan terhadap Presiden” .Apa benar terhina dan melecehkan presiden? bagaimana dengan gambar gambar presiden yang dibakar oleh mahasiswa mereka diam. Lucu prilaku para petualang yang menamakan dirinya kaum pluralis, atau mereka di bayar ?. Yeni Rahman (putri Gus Dur) seorang komentator itu dalam petemuan dengan ketua MPR, Taufik Kemas menegaskan sikapnya dan meminta ketua MPR mebubarkan dan membungkam cara cara FPI tersebut.

Luar biasa dari skenario tersebut, berhasil menarik simpati banyak orang untuk mendukung kekuatan orde SBY. Berhari hari media menyiarkan Isu itu, turut menebar kebencian terhadat Islam. Seolah Islamlah yang memicu kejadian kejadian yang menimpa negara ini. Entah apalagi judul lain yang akan di tayangkan oleh pemerintah dalam pengalihan Isu, selain terorisme, Sara, pasti masih banyak rencana yang tersimpan didada mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun