Mohon tunggu...
Ayatul atafunnisyah
Ayatul atafunnisyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Ayatul atafunnisyah Alamat: Bima Hobi: Membaca buku Prodi:pgsd

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Attachment oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby

18 Januari 2025   19:01 Diperbarui: 18 Januari 2025   20:50 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

3. Attachment Cemas-Evitasi (Anxious-Avoidant Attachment)

     Anak dengan keterikatan ini tampak tidak peduli saat pengasuh pergi atau kembali. Mereka cenderung menghindari pengasuh dan menunjukkan kemandirian yang tampak prematur, meskipun di dalamnya mereka mungkin merasa tertekan.

Di kemudian hari, peneliti lain menambahkan kategori keempat yang dikenal sebagai disorganized attachment, yang mencerminkan respons yang tidak konsisten atau bingung terhadap pengasuh.

Implikasi Teori Attachment

     Teori attachment memiliki implikasi yang luas dalam berbagai aspek, mulai dari pola pengasuhan hingga intervensi klinis. Hubungan yang terbentuk sejak dini dapat memengaruhi kesehatan mental individu, kemampuan menjalin hubungan interpersonal, hingga cara menghadapi stres.

     Dalam dunia pendidikan, teori ini mendorong pentingnya lingkungan yang mendukung secara emosional untuk membantu anak-anak merasa aman dan percaya diri dalam belajar. Di bidang terapi, teori attachment menjadi dasar untuk membantu individu yang mengalami kesulitan dalam hubungan emosional, baik karena pengalaman masa kecil yang kurang baik maupun trauma lainnya.

Kesimpulan

     Teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan diperkuat oleh Mary Ainsworth memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya hubungan emosional awal dalam kehidupan manusia. Keterikatan yang sehat antara anak dan pengasuhnya tidak hanya mendukung perkembangan emosional pada masa kanak-kanak, tetapi juga membentuk dasar bagi hubungan interpersonal yang sehat di masa dewasa. Pemahaman ini menjadi landasan penting bagi berbagai bidang ilmu, termasuk psikologi, pendidikan, dan kesehatan mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun