Anak yang menjadi kebanggaan orang tua tentunya sesuatu yang membahagiakan, apalagi kalau bisa meraih prestasi di sekolah misalnya di Taman Kanak-Kanak. Tetapi tetap saja ketika kita mengetahui bahwa putra/putri kita tidak mendapatkan prestasi yang kita harapkan ada sedikit kekecewaan, apalagi kita selaku orang tua pasti mengetahui sedikit banyaknya perkembangan anak sehari-harinya, walaupun tak menutup mata guru pasti lebih mengetahui kualitas dan kamampuan anak. Sebenarnya saya sendiri sampai hari ini belum terlalu paham cara penilaian untuk anak setingkat Taman Kanak-kanak ini, bukan karena hari ini putri saya mendapatkan nilai yang tidak sesuai dengan yang saya harapkan. Untuk anak tingkat SD, SMP, SMA/SMK penilaian tentu saja berdasarkan nilai dari mata pelajaran yang telah dilakukan pengujian yang sekarang kita kenal dengan UAS, orang tua akan mengetahui nilai setiap anak dari hasil UAS tersebut yang notabene nilai UAS itu sendiri pun masih diragukan tingkat kebenarannya karena bukan rahasia umum lagi anak-anak sekarang sudah berani main joki ketika menghadapi UAS. Penilain raport untuk anak setingkat Taman Kanak-Kanak, tentunya hanya berupa penilaian: A. Bidang Pengembangan Pembiasaan: 1. Moral dan nilai-nilai agama 2. Sosial, Emosional, dan Kemandirian B. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar: 1. Berbahasa 2. Kognitif 3. Fisik/Motorik 4. Seni Penilain tersebut merupakan penilaian dasar untuk anak Tingkat Taman Kanak-Kanak, hal ini memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi mungkin selain nilai-nilai di atas ada nilai tambahan lain yang menentukan anak menjadi juara dalam peringkat 1,2,3 dan 4 di sekolah tempat anak kami belajar. Meraih peringkat kelas ( juara ) memang bukan tujuan saya memasukan putri saya ke Taman Kanak-Kanak, melainkan mengharapkan agar anak lebih percaya diri, mempunyai keberanian dalam berinsteraksi, melatih anak bersosialisasai di samping bermain sambil belajar. Tetapi nyatanya anak di Taman Kanak-Kanak telah diajarkan membaca agar di SD kelak sudah bisa membaca, karena salah satu persyaratan masuk SD haruslah sudah bisa membaca. Sebetulnya tingkat Taman Kanak-Kanak tidak diwajibkan agar anak bisa lulus dari sekolah sudah bisa membaca. Tetapi orang tua mana yang mau anaknya masuk SD tidak bisa membaca, karena untuk masuk SD harus melakukan tes sudah barang tentu anak harus sudah pandai membaca. Maka sekolah kami pun mengadakan Les baca di semester 2 sepulang sekolah untuk anak yang belum lancar membaca. [caption id="attachment_116799" align="aligncenter" width="604" caption="Chacha sedang bergaya, foto dok. pribadi"][/caption] Chacha merupakan anak yang cukup cerdas, ketika kelas A dulu telah pandai membaca, yang menjadi motivasinya ingin bisa membaca karena setiap malam selalu dibacakan dongeng oleh ayahnya, lama kelamaan dia ingin membaca sendiri, karena ingin membaca sendiri tersebut menjadi motivasinya agar bisa membaca buku cerita tanpa dibatasi lagi. Ketika kelas A dulu chacha pun bisa meraih peringkat 3 dikelasnya, hal ini justru tidak terduga karena saya tidak mengharapkannya dan tidak mempersiapkannya secara khusus. Hari ini chacha telah lulus di Taman Kanak-Kanak, Ia telah belajar selama dua tahun, tetapi sayang justru ketika Chacha telah saya persiapkan, prestasinya tidak sesuai yang saya harapkan, chacha turun menjadi peringkat 4 di kelasnya,sedangkan ketika chacha masuk test SD swasta bulan april lalu chacha mendapat nilai nyaris sempurna, nasib sama pun dialami kawan Chacha yang bernama Nazma dari kelas lain, ketika test masuk SD bulan april lalu nazma mendaat nilai lebih tinggi dari chacha yaitu 100, Nazma dan Chacha masuk SD yang sama dan bernasib sama pula mendapatkan prestasi yang kurang bagus di Taman Kanak-Kanak. [caption id="attachment_116801" align="aligncenter" width="504" caption="Chacha menerima piala sebagai juara 4"][/caption] Walaupun saya tidak berharap chacha bisa meraih peringkat 1 setidaknya chacha bisa meraih peringkat 2 itu yang saya perkirakan, tetapi yah sudahlah kita hanya berencana Tuhan yang menentukan, mungkin chacha belum memenuhi 6 ketentuan dari penilain raport diatas.Yang menjadi semangat saya sebagai orangtua, Chacha sudah mampu dan membuktikan Ia bisa masuk SD yang diinginkannya dengan kemampuannya. Tidak apa-apa yah kak, menjadi juara berapapun karena dimata bunda, kaka adalah sang juaranya, seperti yang selalu kaka ucapkan untuk mensupport bunda dulu ketika sakit "Semangat Bunda" sekarang giliran bunda yang support kaka "Semangat Kaka" perjuangan yang sebenarnya menunggu kaka di SD bulan juli mendatang. Dedicate for my lovely daughter: Raissa Talitha Gafar Bogor,15.06.11
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H