Mohon tunggu...
Aya Shofia
Aya Shofia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Do what makes you smile! That's all.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Penyesuain Diri Masyarakat di Kala Pandemi Covid-19

15 November 2020   08:36 Diperbarui: 15 November 2020   09:47 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Aya Shofia Irawan

Mahasiswi Pendidikan Sosiologi UNJ

Sudah hampir di penghujung tahun 2020 namun Covid-19 tak kunjung mereda. Siapa sangka yang awalnya diperkirakan hanya dua minggu Covid-19 mereda, namun nyatanya berbulan-bulan lamanya bahkan diperkirakan hingga tahun depan. Sudah ribuan jiwa yang telah meninggal dikarenakan Covid-19. Bahkan Indonesia menempati posisi pertama di ASEAN dan 3 di Asia.

Coronavirus adalah penyakit yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan, pneumonia berat, hingga kematian. Terlebih lagi pada usia lanjut dan memiliki kronologi penyakit lebih rentan terkena Covid-19. 

Namun tak bisa dipungkiri yang berumur masih muda pun dapat terinfeksi Covid-19 dan rentan menularkannya. Bahkan terkadang orang yang tidak memiliki gejala dapat terindikasi positif corona.

Covid-19 ini diperkirakan mulai mewabah di Kota Wuhan pada sekitar Desember 2019. Di Indonesia sendiri pada awalnya santai dalam menghadapi Covid-19 karena dianggap kebal terhadap penyakit dan bahkan dijadikan guyonan agar masyarakat tidak panik. Namun, sejak Maret 2020 Indonesia dikejutkan dengan ditemukannya kasus pertama Covid-19 di Depok, Jawa Barat.

Hal ini mendorong pemerintah mengambil upaya untuk menangani Covid-19. Dengan menghadang laju penyebaran agar tidak menimbulkan korban jiwa yang lebih banyak lagi. 

Kebijakan yang dilakukan dengan menerapkan physical distancing, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB) di beberapa daerah hingga pemerintah memberlakukan larangan untuk mudik.

Segala aktivitas pun dibatasi seperti mengharuskan ditutupnya kegiatan usaha atau perusahaan-perusahaan yang berdampak pada pekerja harus bekerja dari rumah (Work From Home) hingga melakukan PHK. Dari warung-warung kecil hingga mall pun terdampak. Bahkan mengharuskan untuk gulung tikar karena mengalami kerugian. 

Tak hanya itu saja, pariwisata ditutup yang menjadi mata pencaharian warga sekitar. Hal ini memberikan efek domino di mana meningkatnya jumlah pengangguran dan penurunan kualitas hidup masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun