"Jangan pernah percaya semua yang ada di internet" adalah kata-kata yang pernah didengar hampir sebagian orang di dunia. Pernah dengar kisah Anna Delvey yang cukup menggemparkan pada masanya? Sosialita asal Rusia yang mampu menembus kalangan elit New York dengan memanipulasi identitasnya di publik, tetapi kisah Anna bukan lagi suatu hal yang baru untuk saat ini.
Berkembangnya internet mendorong lahirnya platform-platform digital yang melahirkan sebuah ekosistem baru bernama dunia maya. Tempat baru yang mempertemukan orang-orang tanpa batas tempat dan waktu, hadirnya konsep ini membuat siapa saja dapat mengenalkan dirinya sebagai apa saja yang mereka inginkan. Trust issue masyarakat semakin naik dengan hadirnya berbagai  macam konten tipu-tipu yang sering seliweran di media sosial, termasuk YouTube dengan segudang video clickbait-nya. Namun, apa sih sebetulnya yang membuat orang-orang dituntut untuk lebih bijaksana ketika berselancar di dunia maya?
Ekosistem baru memfasilitasi orang-orang untuk menciptakan persona baru yang disukai masyarakat guna menaikkan popularitas. Lebih dikenal dengan personal branding, tren ini banyak digunakan orang-orang yang ingin menonjolkan personanya supaya mendapat lebih banyak perhatian di sosial media. Personal branding dapat dibuat hanya untuk konten atau citra di dunia maya semata. Kekuatan personal branding inilah menjadi salah satu aspek yang mengangkat seseorang bisa menjadi lebih terkenal, salah satu contohnya seperti Windah Basudara yang merupakan youtuber yang naik daun bela kangan ini.
Membangun karir dari bawah, nama Windah Basudara atau yang lebih akrab dipanggil Bang Windah kini lantang terdengar di peredaran live streamer Indonesia. Merintis karir sebagai seorang pelayan di sebuah restoran, Windah memiliki mimpi besar untuk mengubah hidupnya. Berawal dari konten sederhana kini menjelma menjadi youtuber dengan 14,1 juta subscribers.
Bang Windah dengan beberapa kosakata khasnya seperti "Anomali" dan "Bocil Kematian" melekat di telinga penontonnya. Caranya membawakan live stream-nya kembali mengingatkan pada vibes "Abang Warnet" yang lagi main games dan ditonton oleh bocah-bocah SD yang kepo. Bahkan, Bang Windah sendiri sebelum memulai permainannya akan mengabsen penontonnya dengan menyebut nama layaknya ketua yang sedang mengecek kondisi anak buahnya sebelum main petak umpet. Kedekatannya dengan penontonnya tidak hanya terjalin ketika sedang melakukan live stream, Windah juga sering berinteraksi dengan penggemarnya melalui sosial media lain, seperti Instagram dan Tiktok. Tidak hanya itu, ia pun juga menyediakan komunitas di Discord untuk menjalin komunikasi dengan penggemarnya.
Walaupun sering terlihat keren dengan pembawaan opening-nya yang terdengar serius dan penuh pesan-pesan, tetapi Windah akan menunjukkan sisi yang bertolak belakang ketika sudah memainkan gamenya. Tak jarang ia malah terlihat konyol dengan teriakan histeris atau ketika ia gagal melakukan misi yang ada di game karena terlalu takut dengan beberapa adegan jumpscare. Jaga image seakan bukan bagian dari Windah Basudara, tapi hal itu malah yang menjadi keunikan dan daya tarik dirinya.
Tidak hanya dari sisi menghibur, Windah juga memiliki empati yang besar. Windah diketahui telah menyumbangkan seluruh profit dari penjualan tiket Motion Ime Festival melalui kerja sama dengan Yayasan Cakra Abhipraya guna membangun sekolah di Papua. Selain itu, Bang Windah juga turut menyebarkan postingan "Darurat Indonesia" di sosial medianya.
Windah berhasil mengubah pandangan masyarakat mengenai gamers dunia maya yang biasanya lekat dengan kesan nakal dan brandal. Kedekatan dengan para penggemarnya dengan rajin berinteraksi di dunia maya membuatnya menjadi icon baru bagi kalangan muda. Windah memberikan gambaran baru bahwa kekuatan personal branding yang tidak muluk-muluk dapat membawanya ke puncak kesuksesan. Terbukti dengan pencapaiannya tidak membuatnya terlihat sungkan untuk berlaku konyol di depan kamera dan masih peduli dengan apa yang terjadi di negaranya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H