Dalam berdiplomasi, terdapat dua teknik yakni; Persuasid dan Koersif. Teknik persuasif biasanya dilakukan dengan halus, luwes, dan bersifat manusiawi. Sedang teknik Koersif bersifat memerintah atau memaksa, biasanya dengan ancaman, penyuapan, pemerasan dll. Akibat dari koersif adalah adanya perubahan sikap namun dengan perasaan terpaksa, sedang akibat dari persuasif sendiri adalah timbulnya kesadaran. Dalam Islam sendiri, diplomasi yang digunakan adalah persuasif, adapun perang yang dilakukan pada zaman dahulu, hanyalah langkah akhir dari diplomasi ketika teknik persuasif tak dapat mengubah lawan. Selain itu, meski berperang, Islam memiliki ketentuan dan syarat didalamnya.
Berikut adalah 5 teknik dari perencanaan komunikasi persuasif dalam berdiplomasi :
1. Teknik Integrasi
Yaitu kemampuan untuk menyatukan diri dengan mitra dialog saat berkomunikasi. Misalnya dengan menggambarkan nasib yang sama dengan lawan bicara. Maka ada baiknya kalimat yang digunakan adalah "Kita", karena dengan ini menggambarkan makna bahwa apa yang diperjuangkan bukanlah untuk kepentingan negara sendiri, tetapi juga untuk kepentingan negara lawan.
2. Teknik Asosiasi
Yaitu penyajian pesan komunikasi dengan jalan menumpangkannya pada satu objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian.
3. Teknik Pay-Off
Yaitu kegiatan untuk memengaruhi orang lain dengan iming-iming atau janji. Teknik ini mengandung daya untuk menumbuhkan kegairahan emosional.Â
4. Teknik Icing
Yaitu seni menata pesan dengan imbauan emosional sehingga komunikan menjadi tertarik perhatiannya. Dalam hal ini sang komunikator hanya mempertaruhkan kehormatannya sebagai pusat kepercayaan.
5. Teknik Red-Hearing