Mohon tunggu...
Yusuf Baktihar
Yusuf Baktihar Mohon Tunggu... Guru - Early Childhood Educator

parenting tips, dunia anak dan cerita orang-orang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Logika Berpikir tentang Stres Pada Bayi

12 Juni 2020   13:24 Diperbarui: 12 Juni 2020   13:17 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Barangkali pernah terjadi dalam hidup kita sebagai orang tua yang memiliki bayi mungil. Atau mungkin bagi mereka yang berada di sekitar lingkungan rumah kita, tetangga misalnya. 

Bahwa memiliki anak yang lucu itu adalah dambaan semua orang. Tetapi pada saat bayi mulai rewel, dunia seolah-olah runtuh mendadak. Siapapun akan kelabakan. Ditambah, jika mereka adalah orangtua yang baru pertama kali punya anak. Sudah pasti potensi untuk mati gaya,bingung mau berbuat apa untuk menenangkan bayi yang menangis itu ada.

Jika tangisan itu terjadi dalam waktu-waktu tertentu, mungkin dia sedang lapar atau popoknya penuh. Tapi kok ini terjadi secara terus menerus. Periksa ke dokter, ternyata anak kita sehat-sehat saja. Lalu kenapa?

Orang tradisional menanggapi masalah ini dengan tidak berpikir panjang. Dibawalah si anak ke tukang urut bayi kampung. Alhasil, si bayi yang rewel itu kembali riang gembira. Masalah hengkang. Orangtua pun ikut bahagia.

Lalu jika si bayi kebetulan hidup di lingkungan modern. Orangtua cenderung membawa bayi ke spesialis yang profesional seperti; baby spa, baby massage, baby gym dan learning center yang lainnya. Isinya ya tidak jauh berbeda. Baby massage dan dukun urut bayi hanya berbeda cabang pengetahuan dan bahasa saja.

Perlu diketahui bersama bahwa semua itu dikarenakan bayi mengalami stress. Jangan dikira bahwa stress itu hanya terjadi pada orang dewasa. Bayi pun juga stress. 

Perbedaanya adalah; orang dewasa stress karena masalah, sedangkan bayi stress karena kondisi fisik yang tidak nyaman. Biasanya karena terlalu sering digendong, dipangku, atau duduk di kursi bayi terlalu lama. 

Logika berpikirnya adalah, jika kita melakukan perjalanan dari satu kota ke kota yang lainnya maka tubuh kita akan terasa tidak nyaman. Padahal kita hanya duduk di mobil. Itu pun terjadi pada bayi.

Nah, ada tipe orang ketiga yang tidak ada dalam gerombolan tradisional maupun modern. Adalah para orang tua yang sangat pusing dengan kondisi bayi ketika rewel, tetapi ketika diberi saran dengan teori tradisional mereka berpikir itu mitos, sedangkan jika disarankan untuk pakai teori modern, mereka beranggapan itu hanya menghabiskan uang saja.

Yusuf Baktihar, Trainer Tumbuh Kembang Bayi dan konten kreator Ayah Ngemong Youtube Channel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun