Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Katamu tentang Langit di Sebuah Kota

28 Januari 2025   06:33 Diperbarui: 28 Januari 2025   15:34 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Katamu tentang Langit di Sebuah Kota. Gambar dibuat dengan bantuan Meta AI | dokumen pribadi 

Kau bercerita tentang kota yang kau singgahi
Katamu hujan tak lagi menjadi puisi
Udara penuh polutan
Dada sesak menghirup sepanjang jalan
Takada ceritanya untuk kembali pulang
Biarlah badan ringkih asal masih bisa
bertahan

Keseharian semakin sunyi
Sedang dunia media sosial semakin berisik
Berkata-kata agar terlihat memang bisa
berbicara
Komentar-komentar muram
Beririsan dengan dendam yang tak kunjung padam
Diulang-ulang
Sebagai mata pencaharian

Namun, kota tak peduli
Sedang mimpi-mimpi makin menua
Sendiri

***

Lebakwana, Januari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Hikayat Sebuah Kota

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun