Terkadang kita lupa melihat cermin
Takut nampak retak di wajah
Selalu mengingat-ingat debu
yang jauh dari jarak pandang
Tapi tak terlihat banyak tanah
di sekujur badan
Kita tak siap saat segala tepuk,
riuh sapa, dan seribu jabat tangan,
tiba-tiba menghilang
Belum bisa menerima nama tak lagi
dicatat
Masih terbawa seolah-olah
dikelilingi orang-orang yang dulu
mengangkat tangan memberi hormat
Padahal kita tengah berdiri hari ini
Di tengah lingkaran baru
dan asing
yang tak peduli suatu masa
kita pernah jadi orang penting
Kepala kita selalu berputar-putar
Menyalahkan yang ada di sekitar
Yang sebenarnya kita harus belajar
Cara merendahkan hati
Agar dada tak mudah terbakar
***
Lebakwana, Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H