Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bermain Drama

3 Juli 2024   19:49 Diperbarui: 3 Juli 2024   20:01 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bermain Drama. Foto oleh Sachin Bharti | Pexels 

Aku sering terpaksa bermain drama
dengan cara merenangi lautan kata
Kata-kataku penuh bedak
Menutupi barut-barut luka
Begitu tebal seperti badut
Terlihat lucu
Padahal aku sedang menahan rasa ngilu
yang sangat akut

Seseorang di tempat lain
Sedang membaca musim
Tidak bersandiwara
Tidak pula wajah beralih rupa
Tapi menawarkan banyak kata
Aku ingin selintas angin
Menghangatkan hati
yang sering dingin 

Dan setiap waktu
Orang-orang membuat panggung tonil
Bagi dirinya
Untuk sekelilingnya
Berharap ada mimpi yang memanggil
Sementara di sini
Mencumbui luka
Yang kerap gigil

***

Lebakwana, Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun