Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Lepas dari Ingatan

24 Januari 2024   20:19 Diperbarui: 24 Januari 2024   20:46 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu aku bayi hampir mati, katanya
sakit-sakitan, kurang gizi, terlambat
untuk jalan, terlambat untuk bicara
Itu cerita ibuku
Juga cerita tetanggaku
Tapi sekarang kamu bisa begini, ya?
Kawanku semasa kecil terheran-heran

Saat SD dua kali tidak naik kelas
Sering dimarahi guru dan selalu terlambat
bayar uang sekolah
Beberapa tahun kemudian guru yang
sering memarahiku dulu
memandang takjub
Katanya, "Nasib seseorang memang sulit diduga."

Duduk di bangku SMA aku tak punya teman
Mencintai seseorang diam-diam
Patah hati karena seseorang diam-diam
Lulus dengan nilai biasa-biasa saja
Aku sunyi
Tapi kemudian menjadi sangat ramai
Ketika reuni sepuluh tahun kemudian
"Gila lu, ya? Nggak nyangka?!"

Beberapa puluh tahun berjalan aku menulis
Aku menyebutnya puisi
Atau boleh disebut kumpulan kata
yang tak berarti
Dan yang membacanya tak mengerti

: Ini cerita soal apa, sih?

***

Lebakwana, Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun