Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lebakwana Setelah Hujan

22 Januari 2024   19:24 Diperbarui: 22 Januari 2024   19:27 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenanganku luruh bersama air
yang jatuh dari atap
Kubiarkan, karena memang lebih baik begitu
Daun-daun, bunga kamboja, dan jalan
di depan rumah, terasa lebih dingin
Langit bersih
Menaungi rumah malaikat
Tempat tinggalku kini
Di sini aku menampakkan diri
dengan cara sembunyi
lewat kata-kata
Seorang lelaki
menghangatkan hati
dengan semangkuk bubur ayam yang dingin
Pesan-pesan yang ingin
Dari mimpi-mimpi yang lain

***

Lebakwana, Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Meninggalkan Hujan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun