Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sempat Terpikir Olehku

20 Januari 2024   19:11 Diperbarui: 27 Januari 2024   20:51 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua kesepian. Gambar oleh AndrewLozovyi/ depositphotos.com

Sempat terpikir olehku
Di usia tua seperti saat ini
tinggal di panti jompo
Tak banyak yang harus kubawa
Air mata juga tidak
Ia sudah kukuras habis sebelum berangkat
Agar waktu di panti jompo nanti
Aku tidak bisa lagi menangis
Meski kenangan sering mengiris 

Mungkin yang ingin kurindu
adalah suara dari toa musala
saat Subuh
Memekakkan, tapi orang-orang
begitu tuli
Hanya sekitar empat orang tua
yang jelas pendengarannya
Lemah berdiri menjadi imam dan makmum

Di panti jompo aku akan melupakan
dunia luar
Memblokir nomer-nomer pada hp-ku
Termasuk nomer anak-anakku
Aku akan, mungkin, membuat puisi
Puisi apa saja
Yang jelas aku tidak akan membuat
puisi air mata
(Untuk apa?)
Aku akan membuat puisi tentang matahari
Atau mengembalikan kelucuan masa kecilku
Membuat gambar matahari
dengan rambut yang tegak
di antara dua gunung yang lancip

Di tengah para lansia aku berusaha menjadi pendengar
Karena selama ini merasakan
takada yang mendengar mereka
Aku akan mengulang-ulang cerita
Begitupun lansia yang lain
Selalu menceritakan hal yang sama
Yang bagi anak-anak kami
Itu akan terasa membosankan
Mereka malas mendengar
Tapi kami ingin didengar 

Sempat terpikir olehku
Kenapa aku sempat memikirkan hal itu
Kini aku masih di sini
Sepi
Tetap mengulang-ulang cerita
Tetap takada yang mendengar
Tapi aku menulis puisi

***

Lebakwana, Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Acuh Pun Bergeming

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun