Dulu kukira Jakarta adalah hujan cahaya
warna-warni
hingga aku dapat mandi di bawahnya
Mengubah tubuhku lebih cerlang
Tapi ternyata Jakarta adalah benda tajam
Melukai mimpi-mimpiku
Mataku berdarah
Namun, Jakarta selalu menawarkan cinta
yang penuh
Orang-orang berebut memeluk
Tak peduli tubuh penuh luka
Bertahan
Karena malu untuk pulang
***
Baca juga: Menggoda Jakarta
Lebakwana, Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Membaca Jakarta dari Lebakwana
Baca juga: Menunggu Dirimu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!