Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mahkamah

19 Oktober 2023   06:15 Diperbarui: 19 Oktober 2023   06:17 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hanya ilustrasi. Gedung Mahkamah Konstitusi. Foto oleh ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A) via Kompas.com

Catatan apa yang ingin kita tinggalkan
Untuk generasi akan datang
Kita bisa menulis dengan tinta emas
Atau hanya berdasar rencana-rencana
yang cemas
Lalu kita membuat mahkamah sendiri
Bandul timbangan dengan keluarga
sebagai pengendali

Musim hanya selintas waktu
Datang dan pergi
Dan selalu berulang
Ditempati orang baru atau pendatang
Mengapa pula harus rusuh dan bimbang

Nafsu kuasa membuat lupa ingatan
Hanya untuk menunjukkan
Kita punya warisan
Untuk dikenang atau dibaca-baca ulang
Walau cuma monumen batu
Tak peduli rakyat menghemat-hemat
air mata
Itu pun kini sudah takada

Dan sebuah mahkamah
Hari ini
Telah menjadi milik keluarga

***

Lebakwana, Oktober 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun