Hari ini, suatu saat kita akan mengenangnya
Sebagai pada suatu hari
Kita bertemu karena sebuah janji
Atau, mungkin, karena waktu yang mempertemukan
Kita mencatat titik pertemuan
Adalah sebuah tempat kenangan
Apa yang kauingat?
Barangkali kau menulis senja pada bibir gelasmu
Aliran kopi hangat di tenggorokan
Musik yang lirih, percakapan yang pelan
Sedang aku, seingatku, ada dua pasang lain di pojok, juga berbincang dalam diam
Ada seorang lelaki sendiri
Seorang lagi gadis dalam sunyi
Dan cara kau mengelap bibirmu dengan tisu
(Jangan marah, momen ini yang membuatku terkenang)
Lampu-lampu kota mulai menyala
Beberapa tahun kemudian
Kita sampai pada hari ini
Kita mengulang kenang
Saat-saat pada suatu hari
Di tempat ini lagi
Susunan meja-kursi sudah berubah
Karyawannya pun sudah berganti
Yang masih tetap: kopinya yang enak
Sama, kita berhadap-hadapan kembali
Cuma kini kita diiringi dua surga yang lucu-lucu
"Kenapa Ayah tertawa sendiri?" tanya gadis kecil kita
"Tanya dengan ibumu." Aku menatap dirimu
Ah, mukamu memerah
Memukul punggung tanganku
Tertawa, pelan
***
Lebakwana, September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H