Diah, seorang perempuan yang mendapat kembang dari sepasang pengantin
Kukira akan begitu mudah membuat
novel tentang dirimu
Karena aku tahu langit kotamu
Juga
Pada saat situasi apa senja akan
jatuh
Kutulis saja: Saat jalan begitu luar biasa
Orang-orang yang letih
Mata yang perih
Mengenang apa yang akan dibawa pulang
Tapi tidak. Ternyata tidak mudah
Baru beberapa halaman
Aku menghitung ulang beberapa
kenangan
Dinding kamarmu yang sering basah
Aku tahu itu bukan karena tempias hujan
Tapi dirimu yang rapuh
Kadang kau bersembunyi dengan
memperlihatkan kakimu yang kukuh
Mengirimkan emoji ceria
pada grup percakapan
Sesekali mentertawakan dua lelaki tua
Yang menghiburmu
Atau menggodamu
(Ah, dua lelaki tua itu lupa dengan usia)
Ada gambar payung warna-warni
Lampu-lampu
Kau menyusuri jalan
Malam-malam yang luka
Atau kau sengaja
Meninggalkan sepatumu sebelah
Sebelum jam 12 malam
Namun, keesokan harinya
Takada pangeran mengetuk pintu
Mencari pasangan sepatu
Hurufku terhenti
Membayangkan kau menangkap
kembang
Dilemparkan sepasang pengantin
Pada pesta pagi tadi
Mungkin semacam isyarat
Tentang impian akan mendapat tempat
Cinta, lebih baik menulis novel cinta
Bagaimana kalau kita buat bersama
***
Lebakwana, Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H