Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

ChatGPT, Puisi, dan Nasib Para Penyair

18 Februari 2023   17:34 Diperbarui: 18 Februari 2023   19:43 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi chatGPT dari OpenAI. Kompas.com/ Wahyunanda Kusuma

...
bahwa ingin berawal dari angan;
bahwa ibu tak pernah kehilangan iba;
bahwa segala yang baik akan berbiak;
bahwa orang ramah tak mudah marah
bahwa seorang bintang harus tahan banting;
...
(Kamus Kecil
; Joko Pinurbo).

Sebagai media pembelajaran, untuk pembanding, sebenarnya tak apa. Ia menjadi masalah kalau penyair (juga penulis lain) sangat bergantung kepada robot cerdas itu. Dan ini membuat tumpulnya kreativitas. Melahirkan generasi pemalas.

Generasi bodo amat.

Ujungnya, penulis tak merasa bersalah melakukan tindakan "cerdas" (baca: curang), membohongi orang lain. Terlebih lagi, membohongi diri sendiri.

***

Lebakwana, Februari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun