Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

ChatGPT, Puisi, dan Nasib Para Penyair

18 Februari 2023   17:34 Diperbarui: 18 Februari 2023   19:43 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi chatGPT dari OpenAI. Kompas.com/ Wahyunanda Kusuma

Tapi kemudian telinga saya menjadi tegak oleh penjelasan Acek Rudy. Puisi itu bukan dibuat oleh manusia.

Hantu? Tidak.

Puisi itu dibuat "robot cerdas" bernama ChatGPT. GPT sendiri singkatan dari Generative Pre-Trained Transformer.

Mengutip Tribunnews, ChatGPT adalah sebuah perangkat lunak yang dikembangkan OpenAI. Sebuah platform kecerdasan buatan yang didirikan oleh Sam Altman dan Elon Musk.

Soal robot, teknologi canggih, dan kawan-kawannya saya nggak ngerti.

Cuma yang membuat saya berdebar, kenapa robot itu seperti bernyawa, punya "perasaan". Dan puisi adalah cara mengolah rasa yang dituangkan dalam bentuk permainan kata.

Acek Rudy menuliskan kata kunci, sebuah puisi tentang hujan yang berkepanjangan. Hasilnya adalah puisi yang pertama. Lalu dimasukkan lagi kata kunci itu. Terciptalah puisi kedua.

Mari kita lihat lagi.

Pada puisi pertama ada frasa: menyentuh hati, mengalir lembut, menggetarkan jiwa. 

Dan pada puisi kedua, kita pun menari bersama bintang. Angin yang bergema, berlari menyambutnya. Menyanyikan lagu indah.

Ah, mesin pun bisa berasosiatif dan bermetafora. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun