Seberapa sering kita memasukkan kota-kota dalam kepala Memindahkan lampu-lampu, masuk ke lorong-lorong ingatan. Mimpi-mimpi acap tak menemui jalan
Di jalanan orang-orang berusaha membagi ngakak. Menutupi luka yang tiap sebentar selalu retak
Dan kita seperti mementaskan sebuah drama, tapi tak mengerti sedang memerankan apa. Cerita-cerita cepat sekali berubah. Hari ini melakonkan tabah, esok tentang hati yang patah
Tangisan anak ikut terbawa, pada riuh lalu lintas jalan, pengapnya asap pabrik, dan ringkihnya tubuh  tersebab aliran napas yang tercekik
Kita terguncang-guncang di dalam angkutan kota, terayun-ayun di kereta
Membuka HP. Membaca atau membalas pesan, melihat gambar, potongan berita, atau hanya berpura-pura, karena memang, tak ada lagi paket data
Kita ingin lampu-lampu
Agar tak gelap pandang
karena selama ini selalu di barisan para pecundang
***
Lebakwana, September 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI