Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Taman Kanak-kanak

20 Juni 2022   20:11 Diperbarui: 20 Juni 2022   20:24 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempat belajar bagaimana menafsirkan cinta
Pada nyanyian, sorak-sorai, tangis dan tawa, juga bertengkar tanpa rasa dada terbakar
Lalu bernyanyi lagi
Mengulang sorak-sorai
Dan menangis
Dan tertawa kembali

Meninggalkan kesan pada balon-balon, kertas warna-warni, gambar-gambar lucu, dan senyum Ibunda Guru

Cinta itu perlahan koyak, karena orang tua memaksakan bajunya sendiri dengan banyak "jangan" dan "tidak"

***

Lebakwana, Juni 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun