Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Obituari Sajak-Sajak

13 Desember 2021   20:47 Diperbarui: 13 Desember 2021   21:03 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. judithdcollins.tumblr.com via Pinterest 

Sejak terbunuh kata-kata
sajak-sajak ikut mati
karena sajak tak bisa menciptakan angka-angka
sedang tubuh perlu jumlah agar dapat dilihat dengan mata

Tak bisa menjanjikan anak kuliah
atau gemerincing gelang
untuk orang rumah 

Tapi akan selalu lahir orang-orang gila
membuat sajak
bukan untuk mencatatkan nama
bukan untuk mengumpulkan angka-angka
juga bukan karena jemawa 

Hanya untuk memastikan
ada ladang untuk menanam cerita
dan sebagai katup pelepasan
mentertawakan diri itu seperti apa

***

Lebakwana, Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun