minggat dari ruang kepalaku
Aku berusaha lepas dari jalinan ingatanmu, tapi kau tak mauKata mengair terjun
Menggenang menjadi kalimat, menjadi lautan cerita, mengirimkan debur. Pantai-pantai yang cemas. Apakah ia akan menjadi tumpuan alamat
Ada, "Kakiku memar," katamu, saat terjatuh dari sepeda pada suatu pagi. Ada lagi, napas kita hampir putus waktu berlari ke stasiun; kereta sudah berangkat. Ada lagi, kau tak suka bakso, aku tak suka penjualnya (ada lagi, kau mencubit perutku). Ada lagi, kembang. Ada lagi, marah. Ada lagi, diam. Ada lagi, di malam yang gigil kau mengirimkan hangat: "Hai!"
Ada lagi. Bersamamu selalu ada lagi cerita baru
Ternyata cinta itu rumit juga, ya
Kesimpulan: Aku tidak bisa minggat darimu
***
Lebakwana, Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H