Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seorang Perempuan yang Memaksakan Diri untuk Menari

1 Agustus 2021   06:46 Diperbarui: 1 Agustus 2021   06:52 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang perempuan memaksakan diri menari, agar bisa tampil di sebuah panggung suatu saat nanti. Namun, ia sering memakai baju ibunya, kedodoran, terlihat lucu serta akting yang hanya terlihat penuh ambisi 

Juga selama ini gerak tubuhnya  terpatah-patah, rentak kaki sering salah arah

Menari bukan sekadar banyak lampu, agar polesan wajah membuat banyak mata tertuju pandang, tapi dia juga harus mengerti tabuhan gendang. Ke mana kaki harus diayunkan, seiring seirama dengan gemulai tangan 

Saat cuaca sedang sakit, musik pengiring takperlu buru-buru menjerit agar terdengar hingga ke langit 

Namun bila memaksa juga untuk menari, dan gemuruh tepuk terjadi hanya karena arahan konduktor seperti layaknya dalam sebuah orkestra, jangan heran bila panggung nanti diisi penari lain yang lebih bertalenta

***

Lebakwana, Juli 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun